71. LARANGAN BERTEMU AZKIRA

1.2K 147 25
                                    

Dulu Baik, Sekarang ...
Tidak Bisa Berkata-kata.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

71. LARANGAN BERTEMU AZKIRA

Hari berikutnya, kondisi Gentar sudah lebih baik. Cowok itu mulai bisa mengontrol emosi dan berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya.

Namun, sahabat-sahabat Gentar dan Tegar belum memberitahu kalau Reval ternyata bersekongkol dengan Jella. Mereka takut kalau Gentar tahu, cowok itu akan membuat masalah baru. Mungkin nanti kalau sudah ada bukti, barulah mereka memberitahu Gentar.

"Lo mau ke mana?" Ganang yang baru saja selesai mandi melihat Gentar sudah rapi.

"Ke rumah sakit," jawab Gentar apa adanya. Cowok itu memakai hoodie hitam yang melapisi kaos putih dan celana selutut. Tak lupa sneakers berwarna putih yang sudah melindungi kakinya. Rambutnya dibiarkan berantakan tanpa tersisir rapi, dan sudah memegang ponsel serta kunci mobil.

"Gue ikut," ucap Ganang sembari membuka lemari baju milik Gentar. Size baju mereka sama, jadi Ganang bisa meminjam salah satu baju milik sahabatnya itu.

"Gue mau sendiri."

"Gue ikut."

"Nang," panggil Gentar usai mendengus pelan.

"Gue nggak bakal biarin lo ngelakuin hal konyol lagi, Gen. Lo kalo lagi patah hati, bego soalnya." Ganang berucap dengan sangat pedas.

Gentar tidak membalas apa-apa lagi, ia diam sembari bersandar pada dinding. Menunggu Ganang selesai ganti baju. Pandangannya juga beralih pada Fiki dan Adi yang masih tertidur pulas di tempat tidur miliknya.

Kedua sahabatnya itu benar-benar seperti orang mati kalau sedang tidur. Mungkin kalau terdengar alarm tanda bahaya pun mereka tidak akan bangun.

"Fiki sama Adi gimana?" tanya Gentar saat Ganang sudah selesai bersiap.

"Mereka udah gede. Biarin aja." Ganang membalas seadanya kemudian merangkul Gentar untuk keluar kamar bersama.

Setelah pamit kepada Ayah dan Bunda, mereka langsung pergi ke rumah sakit mengendarai mobil Gentar. Tidak banyak topik yang mereka obrolkan dan suara Ganang lebih mendominasi. Ganang bilang pada Gentar untuk tidak memikirkan Jella lagi. Jella menjadi urusan Perganta, Gentar cukup memprioritaskan Azkira saja sekarang.

"Lo yakin nih mau usaha nemuin Azkira?" tanya Ganang sembari melepas seatbelt ketika mobil Gentar sudah terparkir rapi.

Gentar hanya mengangguk sekilas lalu turun dari mobil. Langkahnya dengan pasti masuk ke dalam rumah sakit. Diikuti Ganang di belakangnya.

"Semalem Fiki udah bilang kan kasih waktu Azkira buat nenangin diri dulu. Mending kita balik aja," ucap Ganang ragu-ragu.

"Gue mau lihat Azkira. Seenggaknya dia tahu kalo gue sayang sama dia. Gue peduli sama dia," sahut Gentar terus berjalan menuju ruangan di mana Azkira menginap.

"Masalahnya Azkira udah telanjur kecewa sama lo. Dia nggak akan peduli lo mau jenguk dia apa enggak," ucap Ganang lagi-lagi terdengar pedas di telinga Gentar.

Gentar melempar kunci mobilnya pada Ganang tanpa aba-aba, tetapi untungnya Ganang bisa menangkapnya.

"Lo balik aja sendiri," suruh Gentar kemudian berbelok di lorong yang bertuliskan Ruang Cendana. Tempat ruang rawat inap Azkira berada.

"Gue mau ngawasin lo malah disuruh balik."

"Ya udah diem. Berisik."

Ganang berdecak pelan dan menuruti perintah Gentar untuk diam. Daripada harus baku hantam dan menyebabkan kericuhan di rumah sakit ini.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang