47. CLUE DARI REVAL

3.2K 348 117
                                    

Selain Diri Sendiri Musuh Terbesar Kita Adalah Orang-orang di Sirkel Kita.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

47. CLUE DARI REVAL

Gentar menenteng tas dan jaketnya keluar kamar. Ia sedikit mengintip ke lantai bawah sebelum menuruni tangga, karena sejak di kamar tadi terdengar suara abang dan kakak iparnya.

"Ganteng bangettttt," puji Tasqia saat Gentar mendekat. "Dasinya mana?"

"Di tas."

"Dipake, biar nggak dihukum lagi."

Gentar melayangkan hormatnya, lalu mengambil dasi dari dalam tas lalu memakainya.

Tegar yang melihat istrinya sangat perhatian pada adiknya pun hanya bisa mendengus pelan. Apalagi saat Tasqia membantu Gentar memakai dasi.

"Apa, Sayang?" Tasqia melirik sekilas ke arah suaminya yang terus berusaha meraih tangannya. "Bentar ya."

Gentar menjulurkan lidahnya ke arah Tegar, sampai dilempar bantal sofa oleh abangnya itu.

"Kok kamu tau Gentar dihukum?" Tegar bertanya pada Tasqia.

"Gentar curhat ke aku."

Spontan Tegar langsung mendelik ke arah Gentar. Ia yang kakaknya saja jarang dicurhati Gentar, kenapa istrinya malah sering jadi tempat curhat?

"Kenapa lo, Bang? Cemburu?" ejek Gentar tanpa rasa takut sedikitpun merangkul kakak iparnya.

"Tangan lo!" Tegar bangkit dan menjauhkan tangan Gentar dari bahu istrinya. Lalu berdiri di depan istrinya, menghalangi Gentar yang hendak memeluk istrinya lagi.

"Dasar suami takut istrinya oleng ke adek sendiri," cibir Gentar seraya menerima susu dan roti bikinan Bunda.

"Kamu jadi berangkat bareng calon mantunya Bunda?" Bunda bertanya.

Gentar langsung mengeluarkan ponsel dari saku celana abu-abunya dan menelpon Azkira. Saat panggilan itu sudah tersambung, Gentar segera menelan roti yang ia makan.

"Kamu jadi berangkat bareng aku nggak?" tanya Gentar.

"Jadi, ini baru mau sarapan. Kamu udah siap?"

"Udah, bentar lagi jemput kamu."

"Hati-hati ya, aku tunggu."

"Siap, Cantiknya Gentar," ucap Gentar sebelum mengakhiri panggilan itu dan mengedarkan pandangannya.

Bunda, abang, dan kakak ipar menatapnya geli. Memangnya salah memanggil calon tunangannya dengan sebutan seperti itu?

"Jangan kaget dong Gentar kan emang so sweet," ujar Gentar menyombongkan diri sembari memakai jaket denimnya.

Tasqia mengacungkan jempolnya. "Iya best banget kamu. Harus gitu kalo sama calon tunangan, oke?"

"Iya dong jelassss!" Gentar langsung menyahut. Kemudian melirik abangnya dan kembali berkata, "Nggak kaya si abang."

"GEN, GUE TATAR JUGA LO LAMA-LAMA!" geram Tegar kepalang kesal tetapi Gentar sudah lari keluar rumah setelah mencium punggung tangan bundanya.

•••

"Lo cantik? Pernah dikawal anak-anak Perganta belom? Belom? Lemah!" Adi berujar pada setiap siswi SMA Mahanta yang dia lewati bersama rombongan Perganta yang mengawal Azkira.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang