21. GENTAR PACARABLE?

4.6K 430 17
                                    

Kepastian Dalam Sebuah Hubungan Itu Penting. Benar Gak Bener Gak Bener Gak? Ya Bener Lah Masa Enggak!

SELAMAT MEMBACA💘

•••

21. GENTAR PACARABLE?

"Kira-kira uwu-an era gue sama lo, apa lo sama mantan lo ya, Gen?"

Gentar menoleh mendengar pertanyaan Azkira. Ia terkekeh hambar dan berkata, "Nggak usah mancing. Lo sendiri yang bilang kalo nggak suka gue bahas mantan, tapi sekarang malah nanya begitu. Awas aja kalo ngambek lagi."

"Ya kan waktu itu lagi nggak bagus mood-nya," kelit Azkira cemberut.

"Ya terus kalo mood-nya udah bagus jadi nggak pa-pa bahas mantan? Ya udah kalo gitu kita bahas mantan terus aja, gimana?" cecar Gentar dengan wajah yang tidak enak dilihat membuat Azkira mengguncangkan lengannya.

"Nggak gitu, Gen," tampik Azkira dengan raut wajah bersalahnya. "Maaf, ya?"

Gentar menggenggam kedua tangan Azkira dan mengulum senyum tipis. "Kenapa minta maaf? Lo nggak salah kok," katanya.

"Gue takut lo marah," cicit Azkira menundukkan kepalanya.

"Gue nggak akan marah sama lo, Ra. Udah nggak usah dibahas lagi yang ada nanti lo malah ngambek sama gue gara-gara mantan," ujar Gentar diakhiri dengan kekehan kecilnya membuat Azkira melotot tajam dan menghempaskan tangannya.

"Heh, Ra, kok gue tinggal?" tanya Gentar lantang saat Azkira berlari meninggalkannya di koridor.

"Tuh kan bener, ending-nya dia yang ngambek. Untung gue penyabar," gumam cowok itu sembari mengusap dadanya pelan.

Bel jam pelajaran berikutnya sebentar lagi berbunyi, Gentar memutuskan tidak mengejar Azkira dan memilih pergi ke kelasnya. Saat Gentar menyusuri koridor menuju kelas banyak siswi yang menyapanya. Bahkan tidak sedikit juga yang mengajaknya foto bareng. Serasa selebritis SMA Mahanta.

Di waktu yang sama, Azkira sudah sampai di kelasnya. Ia langsung disambut oleh Zio yang duduk di atas mejanya.

"Kenapa, Yo?" tanya Azkira sembari mengambil air mineral milik Arin dan meminumnya.

Zio turun dari meja Azkira dan menarik bangkunya mendekat ke arah cewek itu.

"Gue denger dari anak-anak lo ribut sama Reval, bener?" tanya Zio langsung diangguki oleh Azkira.

"Lo tau Reval siapa?" Kali ini Azkira menggeleng, ia memang tidak terlalu tahu cowok itu siapa dan jujur tidak ingin tahu.

"Dia anak yang punya yayasan Mahanta, Ra. Pentolan di sini, kerjaannya emang malakin adek kelas. Lo serius nggak tau?"

"Bener Zio gue nggak tau. Lagian buat apa sih kepoin hidup dia? Kurang kerjaan banget, gue nggak segabut itu," balas Azkira dengan nada malas.

Zio mengangguk paham. "Lain kali nggak usah berurusan sama dia, Ra. Keamanan lo di Mahanta sekarang jadi tanggung jawab Perganta. Kalo lo kenapa-kenapa kami yang abis sama Gentar," pesannya penuh harap.

"Gue bisa jaga diri sendiri, Yo."

"Gue tau, semua orang juga tau karena lo jago beladiri. Tapi mikir lah, Ra, lo sekarang anggota Ladiota partner-nya Perganta, semua tentang lo juga jadi urusan Perganta."

Azkira menatap Zio yang terlihat khawatir dengannya. Memang selama ini Zio menjadi salah satu dari sekian siswa di kelas XII IPS 3 yang cukup dekat dengannya. Zio seperti Arin yang sudah ia anggap sebagai sahabat.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang