05. PERBEDAAN

7.9K 733 34
                                    

Beda Keyakinan Lebih Menyakitkan Daripada Beda Perasaan. Valid?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

05. PERBEDAAN

Melihat Azkira dan Arin keluar dari toilet, Ganang berlari kecil menghampiri dua orang itu. Ada yang harus ia obrolkan dengan Azkira. Mau bagaimanapun Azkira pernah dan masih menjadi bagian di hidupnya.

"Kira, gue mau ngomong sama lo," ujar Ganang menahan lengan Azkira. "Berdua aja," lanjutnya melirik kr arah Arin, mengode cewek itu agar segera pergi.

"Jangan macem-macem ya, Nang. Nanti cewek lo berulah, gue males ngeladeninnya," ujar Arin pada Ganang lalu pergi.

"Lepas," pinta Azkira dingin dan berusaha melepaskan tangannya dari cekalan Ganang.

"Gue mau ngobrol sama lo, Ra." Cowok itu menatap sendu ke arah Azkira yang menatapnya tidak peduli.

"Mau ngobrol apa lagi?"

"Perjodohan lo sama Gentar. Lo serius mau tunangan sama dia?"

Azkira tersenyum sinis dan menghempaskan tangan Ganang. Apa maksud cowok di depannya ini? Bukankah saat itu Gentar sudah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Lalu apa lagi yang harus diobrolkan tentang hal itu?

"Lo anggep penjelasan Gentar waktu itu cuma becandaan?" tanya Azkira heran. "Bisa-bisanya ya lo nggak percaya sama sahabat lo sendiri?"

Ganang menggeleng. "Bukan itu, Ra. Gue cuma pengin mastiin aja. Lo serius?" tanyanya sekali lagi.

"Iya. Kenapa?" ujar Azkira sembari melipat lengannya. "Emang lo doang yang berhak bahagia? Gue juga berhak, Nang. Lagian lo udah punya cewek, kenapa masih ngurusin hidup gue sih?"

Ucapan Azkira jelas menohok hati Ganang. Ia menggangguk lemah dan mengulas senyum masamnya.

"Kita udah sepuluh tahun sahabatan, Kira. Wajar kalo gue sepeduli ini sama lo. Gue mau yang terbaik buat lo."

"Gentar terbaik buat gue. Dia sahabat lo kan? Gue rasa lo udah tau baik buruknya Gentar dan nggak semestinya lo ngeraguin dia, Nang."

"Gue tau, Ra. Gue nggak ngeraguin dia," sahut Ganang lagi.

"Plis, lo nggak usah ngurusin hidup gue lagi. Gue mau bahagia. Izinin gue bahagia kali ini," kata Azkira melangkah pergi, namun Ganang kembali menahannya.

"Ra, lo kenapa jadi berubah gini ke gue? Kenapa, Ra?" cecar Ganang membuat Azkira menatapnya pedih.

"Lo masih nanya setelah lo mundur karena perbedaan kita, Nang?" Azkira bertanya.

"Gue enggak masalah kalo lo mundur. Karena mau dengan cara apapun kita nggak bakal bisa lanjut kecuali salah satu dari kita mau ngalah. Tapi cara lo jauhin gue yang terkesan tiba-tiba dan seolah-olah nggak pernah ada apa-apa di antara kita itu yang bikin gue sakit hati sama lo, Nang!"

Ganang mencoba meraih tangan Azkira untuk ia genggam, tetapi cewek itu lebih dulu menyembunyikan tangannya di belakang tubuhnya.

"Maaf, gue minta maaf, Ra. Gue enggak bermaksud buat jauhin lo. Selama ini gue tetep ngawasin lo. Gue jaga lo dari jauh," jelas Ganang.

"Mulai sekarang nggak usah repot-repot ngawasin gue lagi. Jaga perasaan cewek lo biar dia nggak cemburu lagi ke gue," ujar Azkira mengusap sebulir air mata yang tiba-tiba meluruh membasahi pipinya.

"Lupain semua yang udah terjadi. Anggep aja kalo kita nggak pernah ada sesuatu." Setelah mengatakan itu, Azkira berlari pergi menjauh dari Ganang yang mengacak rambutnya kasar lalu mengerang pelan.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang