45. AKU CEMBURU

3.4K 370 16
                                    

Gentar Bucin Azkira, Kamu Bucin Siapa?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

45. AKU CEMBURU

"Fiki sama Adi belum dateng?" Gentar masuk ke Tongkrongan Perganta dan hanya melihat Ganang saja.

Ganang menggeleng dan melempar susu kedelai kotak kepada Gentar. Tadi sebelum ke sini, Ganang mampir ke minimarket dan melihat susu kesukaan sahabatnya itu.

"Thanks," ucap Gentar menggigit sedotan yang sudah ia buka plastiknya lalu menusuk ke kotak susu yang ia pegang dan meminumnya.

"Lo mau ngapain nyuruh gue ke sini pagi-pagi?"

"Nongkrong."

"Yang bener aja lo nongkrong jam enam pagi begini."

Gentar tertawa renyah, lalu menoleh ke kiri saat mendengar suara Fiki dan Adi. Kedua sahabatnya itu masuk ke dalam Tongkrongan Perganta dan saling merangkul.

"Pagi banget lo berdua," ujar Adi pada Gentar dan Ganang.

"Kalo nggak disuruh sama Gentar gue masih di rumah baru mandi," balas Ganang melirik sekilas ke arah Fiki yang masih mendiamkannya sejak kemarin.

"Lo ngapain Gen pagi-pagi nyuruh kami ke sini?" Adi bertanya.

"Kalian tau masalah apa yang belakangan ini Azkira alami kan? Dan kita lagi berusaha cari bukti. Gue harap sebelum ada bukti dan pelakunya ketemu, kita jangan asal nuduh orang. Boleh curiga sama orang, tapi di-keep sendiri aja jangan diumbar-umbar dulu," ujar Gentar tidak ingin masalah yang dihadapi sekarang semakin rumit.

"Maksud gue ngomong kaya gini bukan mau nyalahin lo, Nang. Gue cuma nggak mau gara-gara masalah yang Azkira alami hubungan pertemanan kita jadi renggang," ujar Gentar lagi.

"Lo berdua ngerti kan?" Adi bertanya pada Ganang dan Fiki.

"Gue udah lupain masalah kemarin," ujar Fiki tidak mau memperpanjang tentang kecurigaan Ganang pada Arin. Yang penting ia sudah membicarakan apa yang ia ketahui pada Gentar dan memilih mengikuti saran Gentar untuk menunggu bukti.

"Lo Nang?" Gentar menoleh ke arah Ganang.

"Gue males bahasnya."

"Gundulmu males!" Adi mengumpat. "Lo yang bikin kepikiran malah lo juga yang males bahasnya!"

"Udahlah Di, susah ngomong sama Ganang," ujar Fiki menepuk pelan bahu Adi.

"Lo boleh curiga sama Arin, karena itu hak lo. Tapi jangan bikin Arin terintimidasi, Nang. Gue bakal pantau lo terus," kata Fiki pada Ganang.

Senyum miring Ganang tersungging jelas. Cowok itu menyugar rambutnya ke belakang dan menegakkan tubuhnya.

"Lo ada rasa sama Arin?"

"Jangan asal ngomong."

"Terus lo ngapain nyanggah tuduhan gue kalo lo nggak ada rasa sama dia? Keliatan banget kalo lo emang ada apa-apa sama Arin, Ki," kata Ganang semakin menyudutkan Fiki.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang