Berani Jujur dan Meminta Maaf Itu Sudah Lebih Dari Cukup.
SELAMAT MEMBACA💘
•••
65. SATU PER SATU TERBONGKAR
Minggu ini SMA Mahanta akan melaksanakan Ujian Sekolah untuk para murid kelas dua belas.
Di musim ujian seperti ini tidak sedikit yang berlomba-lomba meraih nilai terbaik dan menduduki peringkat pertama di kelas ataupun paralel.
Sama seperti halnya Gentar dan para sahabatnya. Sebandel apapun mereka, pendidikan nomor satu. Meskipun tidak sepintar murid lain, mereka tetap berusaha mendapat nilai terbaik versi mereka sendiri.
Sebelum memasuki ruang ujian, Gentar memanfaatkan waktunya untuk memberi semangat Azkira yang melaksanakan ujian di rumah sakit. Azkira tak lupa juga memberinya semangat.
"Hape mulu lo," celetuk Adi sembari merangkul bahu Gentar.
"Bales chat cewek gue."
"Iya-iya, cewek lo." Adi terkekeh pelan.
"Lo ngapain masuk sini?" Fiki menghadang Adi yang ikut masuk ke dalam. "Ruangan lo di sebelah anjir bukan di sini!"
Adi menepuk keningnya. "Lupa," katanya cengengesan.
"Salah sendiri nama depan lo pake inisal R. Jadi beda ruangan kan lo sama kami bertiga," kata Fiki lagi.
"Jangan protes ke gue, ke ibuk gue noh!"
Ganang menepuk bahu Adi dan mengodenya untuk segera pergi. Ia berjalan masuk ke dalam ruangannya dan melambaikan tangan kepada Adi. Niat Ganang memang untuk meledek sahabatnya itu.
"Gen," panggil Adi ingin meminta pembelaan.
"Lo kan emang di ruangan sebelah, Di. Ya udah sana masuk ke ruangan lo. Bentar lagi bel," kata Gentar jauh dari apa yang Adi harapkan.
Ganang dan Fiki kompak menertawakan nasib Adi. Mereka pun sampai tos untuk merayakannya.
"Awas lo berdua, gue tunggu nanti di Tongkrongan Perganta!" kata Adi menunjuk Ganang dan Fiki.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTAR [END]
Teen Fiction"Ganteng beraksi, pantang patah hati!" Salah satu slogan yang dibuat oleh Gentario Dewanggara, pencetus PERGANTA (Perkumpulan Cogan Mahanta). Gentar memang pernah dikecewakan oleh perempuan yang sudah ia perlakukan bak princess, namun sakit hatinya...