06. AZKIRA & KEPEDULIANNYA

8.7K 697 26
                                    

Kepedulian Orang Jangan Disalahgunakan. Oke?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

06. AZKIRA & KEPEDULIANNYA

Lima menit yang lalu bel pulang sekolah sudah terdengar. Azkira bergegas ke UKS untuk memastikan Adi baik-baik saja. Jujur, Azkira sangat merasa bersalah pada Adi. Karena tindakan refleksnya tadi, cowok itu jadi harus berbaring di UKS hingga jam pulang sekolah.

"Adi nggak pa-pa, Ra, lo nggak usah terus-terusan merasa bersalah." Gentar tersenyum hangat pada Azkira, senyum yang mampu menenangkan kecemasan cewek itu.

"Beneran Adi nggak pa-pa?"

"Iya," jawab Gentar. "Jalannya jangan jauh-jauhan gitu dong. Kita udah kayak orang musuhan jalan aja berjarak," ujarnya lagi membuat Azkira terkekeh pelan kemudian mendekat ke arah Gentar.

"Kalo gue boleh rangkul lo, Kan? Nggak bakal lo pukul kayak Adi tadi?" goda Gentar.

Azkira menoleh dan menggelengkan kepalanya. "Gue tadi pagi refleks, Gen. Mana ada sih cewek yang mau dirangkul sembarangan sama cowo? Gue sama Adi juga belum terlalu kenal," katanya.

"Buktinya sama gue juga belum terlalu kenal, belum deket banget juga, tapi lo mau gue rangkul, mau gue deketin begini." Gentar merangkul posesif bahu Azkira.

"Ya udah lo jauh-jauh dari gue."

"Enggak mau. Maunya nempel terus."

Azkira menoleh dan sedikit mendongak, menatap Gentar . Dari samping saja cowok itu terlihat tampan, bagaimana jika dari depan? Tapi senyumnya yang tengil itu membuat pesonanya sedikit terganggu.

"Jangan nempel-nempel nanti kalo nggak bisa lepas gimana?" sahut Azkira bercanda.

"Alhamdulillah kalo nggak bisa lepas. Artinya gue sama lo itu jodoh. Iya nggak?" Alis Gentar naik-turun ditambah senyum penuh goda cowok itu yang membuat Azkira tidak bisa untuk menahan seulas senyumnya.

"Jodoh nggak ke mana-mana, Gen, paling ya ke lo nanti."

Gentar terkekeh mendengar candaan Azkira. Tangannya terulur untuk mengacak gemas puncak kepala cewek yang ia rangkul posesif itu.

"Makin pinter ya baperinnya, siapa yang ajarin, hm?"

"Siapa lagi emang selain Gentario Dewanggara?"

"Masa sih gue pernah baperin lo?"

Azkira lagi-lagi menoleh, dan menatap Gentar dengan mata melotot. "Bukan pernah lagi ya tapi sering!"

"Berarti lo-nya baperan, Ra," ucap Gentar disusul tawa meledeknya.

"Ih, kata siapa gue baperan? Enggak lah! Gue enggak baperan tau!" sanggah Azkira tidak setuju dengan ucapan Gentar.

"Coba gue mau baperin lo lagi, kalo lo baper berarti lo baperan."

"Nggak bisa gitu dong!"

"Bisa dong, apasih yang nggak gue bisa? Buktinya yakinin lo buat jadi calon tunangan gue aja, gue bisa." Gentar berbisik pada Azkira, hingga deru napasnya menerpa langsung ke leher jenjang cewek itu. Ada sensasi hangat yang menguar di dalam tubuhnya, hanya karena deru napas Gentar dan suara beratnya.

"Apa sih, Gen?" Azkira melepaskan rangkulan Gentar dan mempercepat langkahnya.

"Kok gue ditinggal? Nanti kalo ilang gimana? Emang lo nggak sedih gitu kalo gue ilang?" Gentar berhasil menyamai langkah kaki Azkira lagi.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang