24. GENTAR PASSWORDNYA

4.1K 404 39
                                    

Selain Komitmen, Komunikasi Juga Penting Dalam Sebuah Hubungan. Setuju?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

24. GENTAR PASSWORDNYA

Ujian semakin dekat, seluruh kelas dua belas SMA Mahanta mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian kelulusan. Terpantau siswa-siswi SMA Mahanta berdesakan di depan mading untuk melihat daftar nama mereka ditempatkan di ruangan mana untuk melaksanakan try out.

"Kalian berdua di sini aja, biar gue yang ngecek," ujar Gentar pada Azkira dan Arin sebelum membelah kerumunan di depan mading.

"Gentle banget sih dia," puji Arin dengan mata yang berbinar. Membuat Azkira mendengus pelan. "Berhubung lo sama Gentar belum pacaran, boleh kan kalo gue curi kesempatan?"

Azkira melirik sinis sahabatnya itu. "Maksud lo apa ngomong begitu?"

"Ya, siapa tau gue bisa selangkah lebih beruntung daripada lo."

"Coba aja kalo bisa," sahut Azkira seraya melipat kedua lengannya. "Kalo lo bisa rebut Gentar dari gue nanti gue beliin semua pc bias lo."

Mata Arin yang sebelumnya sudah berbinar semakin berbinar lagi mendengar iming-iming dari tantangan yang Azkira berikan.

"Demi apa?"

"Demi Alek gue beliin nggak boong."

Arin mengulurkan tangannya. Meminta untuk berjabat tangan sebagai bentuk kesepakatan mereka. "Deal?"

Azkira mengangguk dan menerima uluran tangan itu. "Deal!"

Melihat Gentar sudah kembali keduanya langsung mencecar pertanyaan. Terutama Arin yang mulai menjalankan aksinya untuk menarik perhatian Gentar dari Azkira meskipun kenyataannya sulit dan ia malah dikacangi.

"Kira di ruang 20, Arin di ruang 19," ujar Gentar memberitahu mereka. "Pokoknya kalian ruangannya nanti di deket kelas gue."

Azkira mengangguk paham, beda dengan Arin yang memperlihatkan raut wajah sok lemotnya.

"Maksudnya gimana tuh, Gen?"

"Kalian nanti ruangannya di deket kelas gue. Kelas dua belas IPA tiga," jawab Gentar seadanya.

"Terus lo di mana?" tanya Arin lagi. Pantang menyerah sebelum dapet pc bias!

Merasa ada yang aneh dari Arin, Gentar pun menoleh ke arah Azkira untuk meminta penjelasan. Namun Azkira hanya mereseponnya dengan mengangkat bahu.

"Gue ..." Gentar menggantungkan ucapannya saat melihat sahabat-sahabatnya berjalan mendekat. "Woi, sini!" Tangannya melambai ke arah mereka.

"Ih, Gen, jawab dulu pertanyaan gue. Lo di ruangan mana nanti?" tanya Arin mulai kesal karena dikacangi oleh Gentar.

"Hah?" Gentar mengerutkan keningnya.

"Lo di mana nanti pas try out?"

"Oh, ya nanti di ruangan gue. Kan udah ditentuin sama sekolah." Jawaban yang diberikan Gentar membuat Azkira ingin tertawa kencang dan membuat Arin ingin mengerang kesal.

"Salah ya?" Dengan santainya Gentar bertanya seperti itu membuat Arin semakin frustrasi dan mengangkat kedua tangannya.

"Gue nyerah, Ra. Gue nyeraaaaah!" terang Arin langsung ngacir pergi. Kata pantang menyerah tadi ia cancel.

Gentar semakin bingung ketika melihat Azkira tertawa lepas. Ini memang Azkira dan Arin yang aneh atau dirinya yang tidak paham?

"Kenapa sih dia? Kok aneh?" tanya Gentar dibalas gelengan kepala oleh Azkira. Cewek itu tertawa sampai menaboki lengannya berulang kali. "Kebiasaan kalo ngakak suka nabokin," ujarnya.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang