52. GANANG & AZKIRA

1.6K 225 3
                                    

Yakin nggak ada rasa kalo sahabatan lawan jenis? Masa sih bisa nggak ada rasa?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

52. GANANG & AZKIRA

Pelajaran biologi bagi sebagian orang sangat dihindari, tetapi tidak untuk Gentario Dewanggara. Cowok berambut undercut berwarna hitam itu sangat menyukai pelajaran biologi.

Nilai Gentar di mata pelajaran lain tidak pernah mendapat di atas 90 tetapi kalau Biologi boleh diadu. Gentar menjadi salah satu murid favorit guru Biologi di SMA Mahanta, Bu Vena.

Kalau Adi ngebet jadi murid favorite Bu Vena agar bisa mendekati anak gadisnya, Gentar mendapat privilege ingin dijodohkan dengan anaknya.

"Kalo kamu belum punya pacar boleh kok kalo mau deketin anak Ibu, Gen," ujar Bu Vena pada cowok yang baru saja menuliskan jawabannya di papan tulis agar teman-temannya yang masih salah dapat membenarkan jawaban.

"Gentar udah punya pacar Bu!" Hampir seluruh murid kelas XII IPA 3 menjawab dengan serentak. Gentar hanya terkekeh mendengarnya.

"Ibu kan bilangnya kalo belum punya pacar, kalo udah punya ya udah nggak pa-pa," kata Bu Vena. "Pacar kamu Azkira itu ya? Murid IPS kan, Gentar?"

"Iya, Bu."

"Masih muda jangan aneh-aneh ya pacarannya. Fokus belajar, saling mendukung biar sukses bareng," amanah guru Biologi itu.

"Ini bukan cuma untuk Gentar tapi untuk semuanya ya. Anak orang itu dijaga jangan disakitin."

Suasana kelas menjadi ramai, semua murid bersahut-sahutan saling menyalahkan. Rata-rata dari mereka korban ghosting dan kecewa dengan espektasi sendiri.

"Bu, Adi sering bikin anak orang nangis," ujar Fiki mengompori.

"Iya, Adi?" Bu Vena kemakan omongan Fiki dengan sekejap. "Wah kalo iya, jangan deketin anak saya. Jangan dm-an sama anak saya lagi."

Serentak tawa murid-murid di kelas itu menggelegar. Sementara Adi yang ditertawakan berusaha untuk membela diri.

"Bu jangan gampang percaya sama Fiki, dia aja nggak bisa percaya sama orang lain apalagi dipercaya," sahut Adi sedikit berteriak.

Ganang yang duduk di belakang Adi langsung bangkit dan membekap mulut sahabatnya itu agar diam. "Nggak usah ngelak, lo emang suka bikin anak orang nangis!"

"Ganang yang biasanya kontra sama gue aja sekarang pro," kekeh Fiki sedikit menyindir.

"Gue tandain lo semua," ujar Adi menunjuk seluruh teman sekelasnya. "Gue aduin ibu sama ayah gue!"

"Ngadu kok ke orang tua!" sahut salah satu siswi yang duduk di paling belakang.

"Terus ke siapa?" Gentar sampai memutar kursinya agar bisa mendengar dengan jelas jawabannya.

"Ke ayang lah!"

"Emang punya?" tanya Gentar lagi. Selain mengerjai Azkira, mengerjai teman sekelas adalah hobinya.

"Gue aduin Azkira lo, Gen! Bodoamat nanti gue aduin!"

Bu Vena yang sejak tadi memperhatikan anak didiknya hanya bisa terkekeh pelan sembari membereskan barangnya. Beberapa detik kemudian bel pergantian jam pelajaran berbunyi.

"Setelah ini pelajaran siapa, Nak?" tanya Bu Vena sebelum mengakhiri pembelajaran Biologi hari ini.

"Matematika wajib, Bu!"

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang