63. SUDAH YAKIN?

1.1K 157 14
                                    

Lakukan Apa Yang Ingin Kamu Lakukan. Aku Akan Turut Bahagia, Jika Kamu Bahagia.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

63. SUDAH YAKIN?

Inti Perganta sore ini berkumpul di rumah Gentar untuk membahas lebih lanjut masalah Gentar dan Jella. Secepatnya mereka harus menemukan bukti kalau Gentar hanya sebatas korban di kejadian itu.

"Soal Jella, gue sama Adi nggak dapet rekaman cctv-nya. Kata petugas yang jaga, rekaman itu udah ada yang minta dan paling anjing nggak ada salinannya," kata Fiki.

"Nggak pa-pa, biar gue yang urus sisanya." Gentar berkata, mengundang atensi Ganang.

"Lo takut banget ya Jella abis sama gue, Fiki, Adi?" tanya Ganang pada Gentar dengan tatapan menyelidik.

"Enggak."

"Kalo enggak ya udah biarin kami yang urus semuanya. Lo nggak usah deket-deket sama Jella dulu. Urusin aja Azkira, temenin dia. Jangan Jella mulu hidup lo," ujar Ganang penuh emosi.

Bagaimana tidak emosi? Dua hari yang lalu, ketika sedang menjaga Azkira di rumah sakit tiba-tiba Gentar pergi tanpa pamit hanya untuk menemani Jella yang ingin menonton film.

Sampai semalam pun Gentar masih pulang pergi ke apartemen Jella untuk memastikan dia dan janin yang dikandungnya baik-baik saja. Gentar melalukan semua tanggung jawabnya, meskipun janin yang perempuan kandung itu belum tentu darah dagingnya.

"Bener apa kata Ganang, Gen. Lo harusnya prioritasin Azkira sekarang. Kalo lo yakin Jella enggak hamil anak lo ya udah, biarin aja dia ngurus hidupnya sendiri. Kalo lo gampang disuruh ini itu sama Jella, nanti bocahnya makin ngelunjak," ujar Adi.

"Gue nggak enak nolaknya, dia sendirian di apartemen. Lagi hamil juga," balas Gentar membuat sahabat-sahabatnya mendesah pelan.

"Sekali-kali lo egois lah, Gen. Gimana mau buktiin ke kami kalo lo nggak bersalah tapi sikap lo ke Jella aja sepeduli itu," ujar Fiki

Gentar yang hendak menimpali ucapan Fiki tiba-tiba teralihkan pada layar ponselnya yang menyala. Ada pesan masuk dari Jella. Laki-laki itu dengan segera membukanya. Membaca pesan Jella yang meminta ia untuk membelikan jus mangga.

"Siapa? Jella?" tebak Ganang tepat sasaran. Ia tersenyum miring dan menggeleng pelan. Tanpa Gentar jawab pun ia tahu siapa yang akhir-akhir ini merepotkan sekali.

"Dia mau apa? Biar gue yang jalan," ujar Ganang lagi sembari melumatkan puntung rokoknya ke asbak.

"Gue aja," tolak Gentar.

"Lo diem aja di sini, njing. Mau ngapain lagi ketemu sama Jella?" tanya Ganang menahan bahu Gentar yang hendak bangkit dari duduknya.

"Au lo, Gen. Udah anteng di sini biar Ganang yang gerak. Lama-lama gue juga kesel lo jadi gampang disuruh-suruh sama Jella," sengit Fiki.

"Kalo Jella nekat cerita ke Azkira tentang hubungan gue sama dia, lo bertiga mau tanggung jawab?" ujar Gentar membuat mereka diam.

"Mau lo, Nang, kondisi Azkira jadi ngedrop?"

"Lo mau, Ki, batalin acara tunangan gue sama Azkira?"

"Lo, Di, lo juga mau ikut ngerusak kebahagiaan keluarga gue sama keluarga Azkira?"

"Itu yang lo bertiga mau dari gue?"

Tidak ada satu pun pertanyaan yang dijawab oleh ketiga sahabatnya. Gentar bangkit dan memakai jaketnya. Menyambar kunci motor yang digantung di dekat pintu kamarnya. Lalu pergi meninggalkan ketiga sahabatnya yang masih membisu karena pertanyaannya.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang