68. TIDAK PERCAYA

1.1K 151 8
                                    

Bagaimana Bisa Diberi Kesempatan Besar Malah Disia-siakan Dengan Mudahnya?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

68. TIDAK PERCAYA

Sejak pingsan kemarin, Azkira kembali dirawat di rumah sakit untuk melakukan pengamatan lebih lanjut mengenai sakit di kepalanya. Seharian ini pun Azkira tidak mau bertemu siapa-siapa selain dokter dan perawat yang harus memeriksanya.

Bahkan keluarganya sekali pun tidak ia beri izin untuk bertemu. Azkira sedang ingin sendiri, dan memikirkan cara untuk menjelaskan tentang hubungannya dengan Gentar yang sudah berakhir kepada keluarganya.

Tak terasa sebulir air mata Azkira kembali meluruh kala mengingat kejadian kemarin. Siapa yang menyangka hubungannya akan berakhir dengan kabar buruk seperti ini? Siapa yang menyangka seseorang yang selalu berada di sisinya berbuat seberengsek itu?

"Sus, saya boleh minta tolong?" tanya Azkira ketika seorang perawat masuk ke dalam ruang inapnya untuk mengganti infusnya.

"Iya, apa yang bisa saya bantu?"

"Tolong panggilkan mami saya," pinta Azkira kemudian diangguki oleh perawat itu.

Beberapa saat kemudian, Mami Azkira masuk dengan wajah khawatirnya. Wanita paruh baya itu langsung mendekat dan memeluk sang putri yang mulai menangis tersedu-sedu.

"Maafin Kira, Mami," mohon Azkira disela-sela sesenggukkannya. "Kira enggak bisa lanjutin pertunangan Kira sama Gentar. Kira minta maaf, Mami."

Tangan Mami bergerak mengusap lembut punggung putrinya itu. Air matanya ikut meluruh mendengar ucapan maaf sang putri diiringi dengan isak tangisnya.

"Kira enggak salah, jangan minta maaf ya?" ucap Mami pelan kemudian mencium puncak kepala putrinya dengan sayang.

"Mami sudah tahu ceritanya. Gentar juga sudah meminta maaf sama Mami, Papi, sama Opa juga. Tidak ada yang perlu dipusingkan lagi. Kira harus ikhlas, Nak," ucap wanita itu dengan air mata yang terus meluruh.

Tangis Azkira semakin pecah saat menatap mata maminya. Hati anak mana yang tidak sakit melihat orang tuanya menangis?

"Relain Gentar bahagia sama orang lain ya? Kira masih punya Mami, masih punya Papi, Opa, Renal, dan temen-temen yang lain 'kan?"

Kalimat yang Azkira tahan sejak tadi akhirnya terungkap. "Kira sayang sama Gentar. Kenapa Kira harus kehilangan Gentar dengan cara seperti ini? Kira salah apa sama Gentar, Mami?"

"Kira anak baik kok. Anak Mami pasti bisa dapet yang jauh lebih baik dari Gentar. Kira masih sangat muda, masih banyak juga impian yang harus Kira capai. Mungkin ini cara Tuhan agar Kira bisa lebih fokus dengan impian-impian Kira."

Mami menyeka air matanya dan mencoba untuk mengulum senyum terbaik di depan Azkira. Rasa kecewanya pada Gentar memang besar, tetapi jauh lebih besar rasa sedih karena melihat putri kesayangannya—yang tidak pernah sekali pun ia sakiti—menangis seperti ini.

"Kira boleh marah, nangis, dan kecewa atas semua yang sudah terjadi. Mami pun sama seperti Kira. Mami kecewa sekali sama Gentar, tetapi kita tidak boleh egois, Sayang. Gentar harus bertanggung jawab atas kesalahannya, jadi Kira ikhlasin Gentar sama orang lain ya?"

•••

Sementara itu suasana di kediaman keluarga Dewanggara diselimuti rasa kecewa, marah, emosi, dan bersalah. Usai jujur pada keluarga dan mencoba menjelaskan apa yang terjadi belakangan ini, Gentar dihajar habis-habisan oleh abangnya.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang