09. PERLAKUAN MANIS GENTAR (2)

6.1K 574 18
                                    

Jangan Pernah Berharap Lebih Pada Seseorang Yang Enggan Menghargai Kita Ya, Oke?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

09. PERLAKUAN MANIS GENTAR (2)

Kelas XII IPS 3 hari ini sedang jam pelajaran olahraga di lapangan outdoor. Tapi karena guru pelajaran kelas mereka sedang mengontrol Pelatihan Baris-Berbaris untuk peserta didik baru, alhasil kelas itu jam kosong.

Disaat para siswa bermain bola, para siswi hanya duduk di pinggir lapangan untuk menyemangati dan sekadar menonton.

Semoga hal itu tidak berlaku untuk kelas Azkira saja, tapi kelas lain juga. Gimana sama kelas kalian? Begitu juga nggak?

"Bosen banget lihatin bola satu direbutin banyak orang," ujar Arin sembari menopang dagunya. "Andai aja gue yang direbutin," racaunya.

Azkira tertawa pelan. "Lo emangnya mau digelindingin di tengah-tengah lapangan terus ditendang-tendang sama mereka?" tanyanya membuat Arin mendengus dan melempar beberapa rumput yang ia cabut.

"Ih, kotor, Rin!" keluh Azkira sembari membersihkan tanah yang menempel di kaos olahrahanya.

"Rasain!"

"Gitu aja ngambek. Gue kan cuma becanda doang tadi," ujar Azkira menyenggol lengan Arin berulang kali hingga sahabatnya itu merasa terganggu dan menggeser tubuhnya.

"Males ah gue sama lo!"

"Jangan ngambek dong. Gue cuma punya sahabat satu nih."

Arin menoleh dengan tatapan meminta penjelasan. "Maksud lo apa? Jadi kalo lo punya sahabat juga selain gue, terus gue lo buang gitu? Iya? Ha?"

"Suudzon banget sama sahabat sendiri. Kalo mikir jangan jauh-jauh lah yang deket-deket aja," ujar Azkira masih bisa becanda padahal Arin serius.

Melihat wajah Arin yang tampak semakin tidak bersahabat, Azkira lantas mendekat dan merangkul sahabatnya itu.

"Gue becanda, Rin. Lagian cari sahabat kayak lo itu susah. Bahkan cuma kecil kemungkinannya gue bisa dapet pengganti lo. Dari dulu sampai sekarang yang bisa ngertiin gue kan cuma lo," ujar Azkira dengan senyumnya.

"Lo tau Rin seberapa beruntungnya gue bisa sahabatan sama lo? Gue yang selalu cerita apapun sama lo, dan lo yang selalu bisa ngertiin posisi gue. Gue tuh bersyukur banget bisa sahabatan sama lo."

Arin terharu dengan mata berkaca-kaca, sama dengan Azkira hati Arin itu lembut. Meskipun dia kadang terlihat galak dan sinis.

"Peluk," pinta Arin sudah merentangkan tangannya. Azkira tersenyum kemudian memeluk sahabatnya itu. Tubuh mereka bergerak ke kanan dan ke kiri seiring pelukannya yang semakin mengerat.

"Udah dulu deh peluk-pelukannya, takut nanti orang lain kehabisan stok kehangatan tubuh gue," ujar Azkira membuat Arin menabok pelan lengan sahabatnya itu.

"Kira, kalo ngomong!" tegur Arin, tak urung ia terkekeh juga.

"Stok kehangatan tubuh lo buat Gentar nanti ya?" tanya Arin langsung diangguki oleh Azkira.

"Kenapa harus buat dia? Apa karena dia yang nanti bakal nemenin lo selamanya?" Kali ini Azkira menggeleng.

"Terus?"

"Karena Gentar butuh gue."

•••

Beda dengan kelas Azkira, kelas XII IPA 3 tepatnya kelas Gentar dan ketiga sahabatnya sekarang sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang