27. CEMBURU?

4.7K 382 21
                                    

Fisik Bukan Segalanya Tapi Hampir Setiap Orang Memandang Fisik.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

27. CEMBURU?

Masih ingat kejadian di mana Adi meminta nomor telepon anaknya Bu Vena hingga Adi ditertawakan murid satu kelas?

Hari ini Adi kembali berulah karena ia tahu anaknya Bu Vena baru saja putus dengan pacarnya. Apa itu salah satu doa Adi ya?

"Kamu ini kenapa terobsesi sekali sama anak saya, Radian?" Bu Vena heran dengan salah satu anak didiknya itu.

"Dapet anak Bu Vena saya berhenti jadi fakboy," ujar Adi mengundang sorakan dari teman-temannya.

"Lo mana bisa berhenti jadi fakboy, Di? Kan gen fakboy lo udah menyatu sama sel darah," ujar Fiki.

"Diem aja lo sadboy. Urusin dulu cewek yang semalem ketemu di pom bensin jangan ikut campur perpedekatean gue." Adi kembali menoleh ke arah Bu Vena yang masih berada di kelas.

"Gimana, Bu? Dikasih restu nggak nih? Kalo nggak dikasih restu saya mau melawan restu."

Gentar tertawa pelan. "Kayak judul lagu, melawan restu."

"Emang judul lagu," sahut Adi cengengesan.

"Ya kalo kamu mau sama anak saya, dateng ke rumah minta izin ke papanya," ujar Bu Vena pada Adi. Membuat cowok keturunan Jawa itu senang sampai meninjukan kepalan tangannya ke udara. "Tapi saya ragu kamu bisa tobat, Radian."

"Daripada anak Bu Vena sama Adi mending juga sama saya Bu. Kalo masalah ganteng, jelas gantengan saya," ujar Fiki membuat Adi lantas menepuk keras pundaknya.

"Dibilang urus aja cewek yang semalem malah cerewet lagi. Lama-lama gue tenggelemin lo ke rawa-rawa!"

Fiki menjulurkan lidahnya lalu beranjak dari mejanya bersama Adi. "Izin ke toilet ya, Bu."

"Rumah Bu Vena nggak pindah kan? Kalo ada waktu nanti saya mau mampir," ujar Adi.

"Rumah saya masih di tempat yang lama. Kalo kamu mau main siapin mental dulu. Papanya anak saya galak loh," ujar Bu Vena yang sudah menenteng tottebag-nya.

"Gampang Bu nanti saya rayu pake martabak pasti luluh."

"Suami saya nggak suka martabak, Radian. Yang lain, emas batangan dua puluh gram misalnya."

Mata Adi membelalak sempurna. "Itumah Ibu yang mau bukan suaminya."

Mereka semua tertawa mendengar gerutuan Adi. Sepanjang sejarah percintaan murid SMA Mahanta, hanya Adi yang berani meminta izin untuk mendekati anak guru. Saking khatamnya soal perempuan, Adi jadi sesantai itu.

"Kalian boleh istirahat dulu, pelajarannya nanti kita sambung lagi setelah istirahat," ujar Bu Vena sebelum meninggalkan kelas ini.

"Berani nggak lo dateng ke rumah Bu Vena sendirian?" tantang Ganang pada Adi yang sudah memutar bangku ke arah mejanya bersama Gentar.

Adi mengangguk mantap. "Jangan panggil Radian Bagus kalo gue nggak berani."

"Sombong. Jangan sombong dulu, belum tentu dikasih restu," komentar Gentar membuat semangat Adi jadi turun satu persen.

"Dia mau melawan restu, Gen."

"Restu kok dilawan. Kalo nggak dikasih restu yaudah nggak usah maksain keadaan. Sesuatu yang ada karena terlalu dipaksakan itu nggak baik," ujar Gentar.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang