10. GENTAR DITUNGGU SESEORANG

5.1K 546 22
                                    

Membuat Orang Lain Bahagia Jauh Lebih Menyenangkan. Karena Jika Mereka Bahagia, Kita Juga Otomatis Akan Ikut Bahagia. Iya Kan?

SELAMAT MEMBACA,💘

•••

10. GENTAR DITUNGGU SESEORANG

Melihat Azkira yang begitu akrab dengan Bunda dan sang kakak ipar, membuat Gentar mengulum senyum bahagianya. Ketiga wanita itu saling melempar candaan, bahkan Bunda yang umurnya terpaut cukup jauh pun bisa membaur dengan mudahnya.

Bunda terlihat seperti anak muda pada umumnya. Pasti orang yang melihat kedekatan mereka tidak mengira kalau salah satu dari mereka sudah punya calon cucu dari menantunya.

"Bungsu, tolong fotoin Bunda sama mantu-mantu Bunda dong," pinta Bunda memberikan ponselnya pada Gentar yang duduk anteng.

"Fotoin ya, kamu kan nggak ada kerjaan dari tadi," kekeh Bunda kembali ke tempat semula dan berdiri di antara Azkira dan Tasqia.

"Landscape atau potrait nih, Bun?"

"Apa aja deh, mau diapain juga Bunda tetep cantik." Bisa kalian ketahui sendiri kan Bunda Gentar sangat narsis. Persis sama anaknya.

Setelah menjadi fotografer dadakan dan mengambil gambar ketiga bidadari di depannya berulang kali dengan banyak gaya, Gentar mengembalikan ponsel itu pada Bunda.

"Bunda laper nih, kalian laper juga kan pasti?" Bunda bertanya dan mereka mengangguk kompak.

"Bumil mau makan apa?" tanya Gentar pada kakak iparnya.

Tasqia tersenyum semringah. "Pengin es krim," katanya antusias.

"Wah kalo itu izin dulu sama bang Tegar. Gue ngeri nih digorok sama dia karena beliin lo eskrim lagi, Kak," sahut Gentar tidak mau kejadian beberapa minggu lalu terulang. Niatnya untuk memenuhi ngidam bumil malah diajak baku hantam sama abangnya sendiri.

"Nggak usah izin," ujar Tasqia mengedipkan matanya berulang kali. "Ayo, beli es krim. Boleh kan Bunda?"

Bunda mengangguk semangat. "Boleh, tapi dikit aja ya, Mantu Bunda," katanya sembari mengusap lembut perut Tasqia.

"Dede bayi mau es krim ya?" Bunda mengajak janin di perut mantunya itu berinteraksi. Meskipun usia kandungannya belum genap empat bulan.

"Gue juga mau," ujar Azkira berbisik pada Gentar.

"Mau hamil?"

Sontak Azkira meninju pelan perut Gentar. Matanya melotot tajam. "Sembarangan, belum waktunya!"

"Ya, terus mau apa, Cantik, hm?" Gentar merangkul Azkira posesif.

"Es krim," jawab Azkira dengan puppyeyes-nya. "Boleh kan?"

Gentar mengangguk. "Bunda sama Kakak ipar cari makan aja, nanti Gentar sama Azkira nyusul. Kami beli es krim dulu," katanya.

"Siap, nanti Kakak chat Kira ya tempatnya di mana," ujar Tasqia mengusap lembut bahu Azkira.

"Oke, Kak."

Gentar mengajak Azkira menyusuri keramaian streetfood mencari penjual es krim. Tangannya masih merangkul posesif bahu Azkira. Bahkan ia memberi tatapan tajam pada para cowok yang terang-terangan menatap memuja ke arag Azkira.

Miliknya hanya untuknya, tidak ada istilah bagi-berbagi jika urusan hati.

"Kalo nggak ada jangan kecewa ya?" ucap Gentar mewanti-wanti karena mereka tidak kunjung menemukan penjual es krim.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang