04. KEPUTUSAN

9.1K 841 31
                                    

Apa Bener Damage Cowo Yang Nge-Treat Cewe Layaknya Seorang Princess Itu Ga Ada Obat?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

04. KEPUTUSAN

Kaus hitam, celana jeans panjang berwarna senada, jaket jeans dengan bagian lengan yang sengaja dilipat sedikit ke atas, sneakers putih, jam tangan di pergelangan kiri Gentar dan kalung tanpa liontin yang menghiasi lehernya membuat cowok itu tampil memukau di hadapan cewek-cewek yang nongkrong di warkop dekat Tongkrongan Perganta.

Beban pikirannya sudah berkurang karena jujur kepada sahabat-sahabatnya beberapa waktu lalu. Dan, malam ini Gentar absen nongkrong dulu karena ia harus ke rumah Azkira. Membahas soal perjodohan mereka.

"Hati-hati Gen kalo ada polisi tidur jangan dibangunin," ujar Adi becanda membuat Gentar yang sudah nangkring di atas motornya tertawa pelan.

"Salam ya buat camer. Kalo bisa besok pas ketemu Kakek mintain satu cewek yang bening semriwing buat gue," ujar Adi lagi.

Gentar hanya mengacungkan jempolnya setelah menggunakan helm fullface dan memundurkan motornya menuju bahu jalan.

"Nanti kalo Ganang sama Fiki udah balik dari bengkel bilangin gue cabut duluan," ujar Gentar sebelum menurunkan visor helmnya.

"Siap!"

Gentar menekan klakson motornya sekali dan melajukan motornya menjauh dari Tongkrongan Perganta yang letaknya tidak jauh dari SMA Mahanta.

Setelah dua puluh menit di perjalanan Gentar sampai di depan rumah Azkira. Cowok itu menekan bel di samping gerbang yang sedikit menjulang tinggi.

Sayup-sayup ia mendengar suara yang memintanya untuk menunggu sebentar. Hingga gerbang terbuka menampilkan seseorang yang akhir-akhir ini memberi warna baru di hidupnya.

"Kirain masih lama," ujar Azkira membukakan gerbang untuk Gentar.

"Nyindir apa emang kecepetan datengnya?" kekeh Gentar sembari melepaskan helmnya dan mengikuti langkah kaki cewek itu.

"Kecepetan, gue baru aja mau chat lo jadi dateng apa enggak." Azkira membalikkan tubuhnya ke arah Gentar. "Duduk dulu ya Mami lagi di kamar Renal nemenin dia belajar."

"Iya," balas Gentar mendudukan tubuhnya di single sofa.

"Mau minum apa?"

"Apa aja."

"Beneran ya apa aja?" Azkira menatap jahil ke arah Gentar.

"Air putih aja. Jangan teh rasa air laut kayak kemarin," ujar Gentar mengingat Azkira kemarin pagi membuatkan teh untuknya tetapi bukan manis yang ia dapat, melainkan rasa asin.

"Tau ah," ketus Azkira berlari kecil menuju dapurnya dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Malam, Gentar," sapa Mami Azkira yang baru saja datang bersama Renal.

"Malam, Mami." Gentar mengangguk sekali dan melambaikan tangannya pada Renal agar mendekat.

"Azkira mana?"

"Lagi ambil minum, Mam," jawab Gentar sembari memangku Renal, adik Azkira yang masih kelas satu Sekolah Dasar.

"Abang pacaran sama kak Kira?" tanya Renal polos sembari mendongakkan kepalanya.

"Kamu tau apa soal pacaran, Ren?" kekeh Mami mendengar pertanyaan polos putranya yang berumur tujuh tahun itu.

"Bang Ganang yang ngajarin," jawab Renal jujur.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang