49. PERGANTA BUKAN GENG

2.7K 324 15
                                    

Jangan Mudah Terprovokasi.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

49. PERGANTA BUKAN GENG

Gentar memandang satu per satu anggota Perganta yang nongkrong di halaman belakang sekolah bersamanya saat jam istirahat pertama ini.

Tidak ada yang aneh, mereka enjoy seperti biasanya. Bahkan terlihat jauh lebih akrab sekarang.

Gentar menggeleng pelan. Menepis jauh-jauh pikiran buruk tentang teman-temannya. Pikirannya sekarang ke-distract dengan omong kosong Reval. Ia harus mencari cowok itu dan menanyakan apa maksud dari omongannya.

"Mau ke mana?" Fiki menahan bahu Gentar yang hendak beranjak pergi.

"Cabut."

"Belum bel. Nyantai dulu."

"Gue ada urusan bentar. Duluan," balas Gentar kemudian melangkah pergi meninggalkan ruang lingkup anggota Perganta.

Langkah panjang Gentar membawanya ke salah satu ruang kelas di lantai dua. Di mana kelas Reval berada. Tanpa permisi Gentar masuk dan mencari keberadaan cowok itu.

"Val, dicariin," ujar salah satu teman sekelas Reval usai Gentar bertanya di mana Reval berada karena kelas ini ramai sekali.

Reval yang duduk di tengah-tengah ruangan dan dikelilingi antek-anteknya pun muncul dengan seringaian kecil khasnya. Reval mendekat pada Gentar, di belakangnya ada antek-antek yang siap jika dibutuhkan.

"Tumben nyari gue, kenapa?" Reval bertanya.

"Gue ada urusan bentar sama lo. Ikut gue," balas Gentar lalu membalikkan badannya dan melangkah keluar dari kelas Reval.

"Lo semua di sini aja," pesan Reval pada antek-anteknya sebelum menyusul Gentar.

Reval tahu mengapa Gentar mencarinya. Dan, ia sudah menyiapkan jawaban terbaik untuk menjawab semua pertanyaan Gentar.

Sesampainya di rooftop, Gentar tidak banyak basa-basi busuk. Ia langsung melempar pertanyaan, "Apa motivasi lo mau ngerusak persahabatan gue sama anak-anak Perganta? Lo mau Perganta bubar? Nggak bisa."

Reval terkekeh sumbang. "Untungnya buat gue apa kalo Perganta bubar?"

"Gue nggak perlu bubarin Perganta buat nguasain Mahanta, karena Mahanta punya gue." Dengan penuh percaya diri Reval mengatakan hal itu. Benar, tidak ada yang salah karena Mahanta memang yayasan milik keluarganya. Tetapi itu bukan milik Reval pribadi.

"Udah ketemu pengkhianat berkedok teman di Perganta?" tanya Reval membuat Gentar menatapnya tajam.

"Perganta bukan sarang pengkhianat. Gue percaya sama mereka. Nggak ada satupun orang jahat di antara anggota gue," kata Gentar berusaha tidak terintimidasi oleh Reval.

"Jangan terlalu percaya sama orang. Sekalipun musuh terbesar dalam hidup itu diri lo sendiri, orang terdekat jauh lebih bahaya buat hidup lo," ucap Reval membuat Gentar harus berpikir berulang kali untuk membenarkan ucapannya.

"Azkira," sebut Reval membuat Gentar semakin mempertajam sorot matanya.

"Semenjak ada dia kayaknya lo jadi kurang bebas."

"Gue nggak pernah sedikitpun ngerasa kaya gitu," sanggah Gentar.

Reval mengangkat bahunya tidak peduli lalu melanjutkan ucapannya, "Dari awal lo deket sama dia udah banyak yang nggak suka. Bahkan dia dihujat banyak orang. Kejadian dikunci di toilet, jatuh di ruang ekskul dia sendiri. Apa nggak bisa buka mata lo sedikit aja?"

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang