59. SLEEP TIGHT, KIRA

2.3K 249 35
                                    

Kesedihan Itu Pelengkap Kebahagiaan. Yay Or Nay?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

59. SLEEP TIGHT, KIRA

Sinar matahari yang sangat terik menyorot langsung ke sepasang mata yang mengerjap terusik. Pengar akibat mabuk semalam masih terasa. Gentar mengusap wajahnya kasar.

Pandangannya mengedar ke langit-langit ruangan. Dalam hitungan detik ia tersadar jika ini bukan kamarnya. Gentar langsung menegakkan tubuhnya, menyender pada headboard dan menyibakkan selimutnya.

"Baju gue?" gumam cowok itu merasa ada yang berbeda dengan pakaiannya. Ia masih ingat betul kemarin bukan memakai kaos hitam polos dan celana selutut.

Decitan pintu di dalam kamar itu mengundang tolehan Gentar. Mata cowok itu langsung membulat sempurna melihat Jella keluar menggunakan bathrobe dan rambutnya basah.

"Lo ngapain di sini?" Kalimat itu yang pertama kali Gentar tanyakan.

Alih-alih menjawab Jella malah tertawa pelan dan balik bertanya, "Kamu lupa semalem kita ngapain?"

"Jangan ngawur, Jel!"

"Aku nggak ngawur, Baby," kata cewek itu sembari mengeringkan rambutnya.

Gentar terdiam. Tidak tahu harus bereaksi apa sekarang. Pengarnya belum terurai ditambah ucapan Jella yang amat sangat menambah pening kepalanya.

"Ah sayang banget semalem aku nggak rekam omongan kamu," ucap Jella membalikkan tubuhnya menjadi menghadap ke Gentar.

"Kamu sadar nggak sih, semalem kamu ngomong I'd fuck you all the time." Jella menyunggingkan senyum miringnya.

"Ngaco lo!" sambar Gentar tidak pernah merasa mengatakan kalimat itu pada Jella.

"Aku serius, Gentar. Kamu ngomong kaya gitu semalem. Mungkin kamu lupa, karena semalem kamu mabuk. Aku ketemu sama kamu di kelab, kamu juga enggak nolak kok pas aku ajak ke sini," balas Jella sangat pintar memainkan kata-katanya.

"Gila lo."

Jella mengangguk. "Aku kan gila juga karena kamu," katanya begitu santai. "Oh iya baju kamu ada di keranjang pakaian kotor. Semalem abis main sama aku, kamu ganti baju."

"Jangan macem-macem, Jel!" Gentar berujar tegas saat Jella maju mendekatinya.

"Kenapa? Harusnya kamu seneng bisa berduaan sama aku sekarang," ucap Jella dengan senyum menggodanya.

"Sakit lo," hardik Gentar lalu bangkit dan mencari bajunya di keranjang kotor yang dimaksud Jella.

"Kamu mau ke mana, Baby?" tanya Jella melihat Gentar bersiap untuk pergi.

Tidak ada jawaban dari cowok itu. Gentar berjalan menuju pintu keluar apartemen Jella. Langkah tegasnya tiba-tiba terhenti saat mendengar Jella berkata, "Kamu nggak mau tanggung jawab ke aku dulu, Gentar?"

Jella melipat kedua lengannya. Ia masih memakai bathrobe dan menatap Gentar dengan senyum miringnya.

"Mana seorang Gentario Dewanggara yang selalu menjadi panutan semua orang karena sangat memuliakan perempuan? Kamu sadar nggak sih udah ngelakuin sebuah kesalahan? Aku juga perempuan loh, Gen. Aku punya harga diri," ujar Jella dengan maksud meminta pertanggungjawaban Gentar.

"Lo mau apa dari gue, Jella?" tanya Gentar sembari berbalik badan, menghadap ke arah Jella. Ia sudah sangat lelah meladeni cewek itu.

"Ya kamu tanggung jawab dong! Jangan main pergi gitu aja. Kalo aku hamil anak kamu gimana?"

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang