43. KEDATANGAN SI EX

3.1K 342 32
                                    

Salah Satu Berkhianat, Semuanya Berakhir.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

43. KEDATANGAN SI EX

Seperti biasa, kantin SMA Mahanta selalu ramai di jam istirahat. Seluruh meja terisi penuh. Bahkan banyak yang tidak kebagian dan memilih menikmati makanan mereka di gazebo sebelah kantin.

Meja panjang di tengah kantin pun dipenuhi anggota Perganta. Meja sampingnya diisi beberapa anggota Ladiota.

"Azkira nggak lo ajak ngantin?" Adi bertanya pada Gentar yang duduk berhadapan dengannya.

Gentar menggeleng setelah menyeruput es tehnya. "Dia bawa bekel. Kakinya masih sakit buat jalan jauh."

"Lo gendong lah."

"Kalo mau udah dari tadi, Di," ujar Gentar.

"Lo nggak ada niatan buat nyamperin Azkira ke kelasnya?"

Telinga Gentar sudah mulai panas mendengar Adi bertanya terus. Gentar sampai menghela napas panjang.

"Cewek gue nggak mau disamperin. Nanti kalo gue samperin, dia malah marah. Kalo dia marah siapa yang nanggung? Gue kan?"

Adi nyengir. "Ya biasa ngomongnya, jangan sambil senyum-senyum gitu gue ngeri liatnya."

"Diem, Di, jangan berisik," tegur Fiki terganggu, tidak bisa menikmati makanannya dengan tenang.

"Bokap lo udah balik?" tanya Ganang pada Gentar.

"Udah."

"Lo tetep cari orang yang selama ini jailin Kira kan?"

Gentar menoleh, lalu mengangguk mantab. Gentar ingin tahu siapa yang berani cari gara-gara dengannya. Kalau ketemu orangnya, siapapun itu akan Gentar usut sampai tuntas.

"Menurut lo siapa, Gen?" tanya Fiki seraya menyugar rambutnya ke belakang menggunakan dua tangan.

"Belum tau."

"Gue dari kemarin pengin ngomong siapa yang gue curigain, cuma gue takut lo pada nggak percaya sama gue," ujar Ganang.

"Emang siapa?" tanya Gentar jadi ingin tahu siapa yang Ganang maksud.

"Ada, dia deket sama Kira. Tapi gue yakin dia cuma tangan kanan. Pasti ada yang nyuruh dia."

"Siapa maksud lo? Arin?" sergah Fiki karena satu nama yang langsung terlintas di kepalanya itu dia.

"Sensi amat lo," cibir Adi terkekeh pelan.

Fiki memilih untuk tidak meladeni Adi. Ia melirik sekilas ke arah Ganang yang tampak santai menikmati makanannya. Sebenarnya siapa yang Ganang maksud? Apa benar orang yang dia curigai itu Arin? Tidak mungkin kan?

Bukan hanya Fiki yang memikirkan kata-kata Ganang. Gentar pun sama. Tetapi Gentar tetap berpikiran positif. Tidak mungkin Arin jahat dengan sahabatnya sendiri.

"Kita cari tau aja dulu, jangan main tuduh-tuduhan," ucap Adi karena ketiga sahabatnya tidak bersuara lagi.

"Gue cabut duluan." Fiki bangkit dan langsung pergi meninggalkan kantin.

Gentar menengok ke kanan dan ke kiri. Semua teman-temannya menatap kepergian Fiki. Gentar berdehem pelan dan mengode Adi untuk ikut dengannya.

"Lo selesein dulu makannya, Nang. Gue sama Adi mau nyamperin Fiki dulu," ujar Gentar diangguki oleh Ganang.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang