38. INSIDEN

3.3K 301 11
                                    

Hati-hati Dengan Orang Di Sekeliling Kita. Banyak Yang Kita Anggap Teman Namun Di Belakang Malah Sebaliknya.

SELAMAT MEMBACA💘

•••

38. INSIDEN

Acara tahunan yang selalu diselenggarakan SMA Mahanta tinggal menghitung hari. Seluruh murid harus ikut berkontribusi dalam acara rutin itu.

Hari ini kegiatan belajar mengajar SMA Mahanta selesai lebih awal. Para guru memberi kesempatan kepada seluruh murid untuk mempersiapkan acara itu. Terutama anggota OSIS yang didapuk menjadi panitianya.

"Perhatian kepada seluruh siswa kelas XII untuk segera merapat ke aula. Sekali lagi, perhatian kepada seluruh siswa kelas XII untuk segera merapat ke aula. Terima kasih."

"Males banget," keluh Arin usai mendengar suara Ketua OSIS SMA Mahanta melalui pengeras suara itu.

Azkira merangkul bahu sahabatnya itu dan membalas, "Last time, Rin. Ini tahun terakhir kita buat nikmatin acara tahunan Mahanta."

"Iya gue tau, tapi kan kita harus ngambis buat ujian sekolah, belum lagi buat sbm."

"Dibawa santai aja sih, lagipula lo dapet kesempatan buat ikut snm kan?"

Arin mengangguk. "Iya sih, tapi gue nggak yakin lolos snm."

"Gimana lo mau lolos kalo lo sendiri aja nggak yakin?" kekeh Azkira. "Ayo dong optimis, gue aja yang nilainya masih kalah saing sama lo optimis banget bisa lolos snm."

Arin tersenyum dan memeluk lengan Azkira. Selama ini hanya Azkira yang mau menjadi tempatnya berkeluh-kesah dan hanya Azkira yang akan menyemangatinya. Bahkan keluarganya pun tidak tahu apa yang ia lakukan dan rasakan. Arin akan merasa hidup sendirian di dunia ini kalau tidak ada Azkira di sampingnya.

"Btw, Renal selalu nanyain lo Rin."

"Oh ya?"

"Iya, Renal nanya kapan lo nginep di rumah gue lagi? Lo tau sendiri kan Renal kalo sama lo sesayang apa?"

Arin tertawa. "Kayanya dia lebih sayang sama gue ketimbang sama lo sih, Ra."

"Tapi lo harus waspada sih."

"Kenapa?"

"Gentar berhasil curi hari Renal. Mereka abang adek goals banget."

Arin menghentikan langkahnya dan menatap Azkira lekat-lekat. "Lo bahagia kan sama Gentar?"

"Kalo gue nggak bahagia kenapa gue mau pacaran sama dia?" Azkira balik bertanya. Senyumnya mengembang sempurna. "Dia selalu bisa bikin gue bahagia."

"Mengiri gue dengernya," ucap Arin mengikuti langkah kaki Azkira dari belakang.

"Azkira, Arin," panggil Alizka dari arah yang berlawanan. Cewek itu bersama Ganang.

"Heran deh join Ladiota dia kok ada di mana-mana ya?" gumam Arin masih bisa Azkira dengar.

"Husss, nggak boleh ngomong gitu." Azkira menegur lalu membalas lambaian Alizka.

"Kalian mau ke aula?" tanya Alizka basa-basi.

"Iya," balas Azkira apa adanya. Lalu menoleh ke arah Ganang. "Gentar, Fiki, sama Adi di mana, Nang? Kok kalian cuma berdua?"

"Lagi sholat ashar mereka di mushola," jawab Ganang.

"Harusnya kan udah selesai."

"Mereka tadi bantu angkat meja sama kursi dulu di ruang rapat guru. Makanya baru sempet sholat," balas Ganang diangguki oleh Azkira.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang