11. MASA LALU & MASA DEPAN

4.9K 562 31
                                    

Berdamai Dengan Luka Di Masa Lalu Memang Sulit. Tapi Tidak Ada Salahnya Jika Kita Mau Berusaha. Setuju?

SELAMAT MEMBACA💘

•••

11. MASA LALU & MASA DEPAN

"Kok keluar lagi?" Gentar mengerutkan keningnya bingung melihat Azkira keluar lagi dengan raut wajah yang sulit diuraikan. Padahal saat masuk cewek itu terlihat sangat ceria, mengapa saat keluar jadi seperti ini?

"Kenapa?" tanya Gentar memegang dagu Azkira agar mendongak menatapnya.

"Di dalem ada yang nungguin lo. Gue pulang aja." Lengan Azkira dicekal oleh Gentar sehingga cewek itu tidak bisa pergi ke mana-mana.

"Siapa?" Gentar menatap penuh pertanyaan kepada Azkira. "Siapa yang nungguin gue?"

Azkira menggeleng dan mencoba melepaskan cekalan tangan Gentar. Ia ingin pulang sekarang. Moodnya memburuk setelah melihat siapa yang sedang menunggu Gentar di dalam.

"Kita masuk ya?" Azkira menggeleng keras.

"Terus gimana? Siapa yang ngajakin ke sini tadi?" tanya Gentar mencoba memahami cewek itu. "Tanggung udah sampe sini kalo mau pulang. Apa mau ke warkop aja?"

Azkira menggeleng lagi tanpa mau mengeluarkan suara sama sekali. Salah satu sifat cewek kalo lagi cemburu ya diam. Kalo nggak diam pasti ngilang. Kalo keduanya masih salah pasti bilang, "Oh, oke, have fun ya! Gue tidur duluan. Kalo udah nggak sibuk kabari gue."

"Ya udah di sini aja sampe subuh," ujar Gentar naik ke kap mobilnya.

"Ada cewek yang nungguin lo di dalem. Mukanya nggak asing. Apa itu mantan lo?" ujar Azkira memilih untuk bertanya daripada menebak-nebak sendiri.

Rahang Gentar langsung mengeras mendengarnya. Cowok itu turun dari kap mobilnya dengan kedua tangan yang terkepal.

"Tenang dulu, Gen, belum tentu kalo itu dia," ujar Azkira menahan memegang kedua tangan Gentar yang terkepal. Ia berusaha membuka kepalan tangan itu meskipun sulit.

"Gue mau masuk, asalkan lo tenang dulu. Kalo yang di dalem itu beneran dia, tunjukin kalo sekarang lo udah move on. Jangan sampai dia bikin lo sakit hati lagi," ucap Azkira pelan dan pengertian. Ia berusaha untuk memahami perasaam Gentar. Ia tidak mau egois.

"Bener dia, Ra?" tanya Gentar namun Azkira hanya menggeleng dan tersenyum tipis.

"Gue nggak tau pasti. Tapi kalo itu dia, tolong jaga sikap dan jaga hati ya? Di sini ada gue, Gen, gue lagi berusaha buat memahami perasaan gue ke lo dan perasaan lo ke gue," ucap Azkira menunduk ke bawah dan menarik tangannya saat tangan Gentar sudah tidak terkepal.

"Selesaiin semuanya malam ini, kalo emang lo udah move on. Tapi kalo lo belum bisa nggak pa-pa itu proses. Gue bakal bantu lo move on. Tapi inget, gue juga punya perasaan. Gue bisa aja mundur kalo lo nggak menghargai perasaan gue," ucap Azkira lagi, lalu mendongak menatap Gentar dengan seulas senyum.

"Kita masuk," putus Gentar menggenggam erat tangan kanan Azkira dan masuk ke dalam Tongkrongan Perganta.

Semua mata mengarah pada Gentar dan Azkira saat keduanya masuk. Terutama cewek yang duduk di bangku paling ujung, duduk sendirian karena tidak ada anggota Perganta yang berani berdekatan dengannya.

"Baby, long time no see," ucap Jella, cewek itu menghampiri Gentar dan langsung memeluknya.

Genggaman erat Gentar pada Azkira pun terlepas. Tidak, cowok itu tidak mau membalas pelukan Jella, melainkan berusaha melepaskan Jella dari pelukannya.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang