72. INTROGASI

1.2K 139 16
                                    

Perkelahian Tidak Menyelesaikan Masalah, Justru Semakin Memperparah.

SELAMAT MEMBACA💘

CW : Harsh Words❗

•••

72. INTROGASI

"Azkira baik-baik aja kan, Tante?" Arin bertanya setelah Mami Azkira keluar dari ruang rawat inap yang ditempati Azkira.

"Alhamdulillah, kondisinya semakin baik. Mungkin besok sudah boleh pulang kalau hasil pemeriksaan hari ini normal semua," jawab Mami Azkira.

"Alhamdulillah." Arin senang melihatnya. Meskipun sampai saat ini ia belum diberi izin untuk bertemu, Arin tidak pernah absen datang ke rumah sakit untuk menunggu Azkira.

"Sekolahnya udah mulai libur ya? Kamu tiap hari ke sini loh, memangnya dibolehin sama orang tua kamu?" Mami bertanya pada Arin. Kemudian di balas gelengan kepala yang menandakan bahwa orang tuanya tidak marah.

"Ujiannya kan udah selesai semua, Tante, jadi udah bebas. Kebanyakan yang masih masuk tuh yang nilainya belum memenuhi kriteria kelulusan. Mungkin sebentar lagi bakal dikasih info kapan pengumuman kelulusan sama foto ijazah," jawab Arin menjelaskan.

Mami menganggukkan kepala. "Kemarin wali kelas kamu sama Azkira juga bilang gitu ke Tante, disuruh nunggu perkembangan infonya dulu."

"Emm, Tante, boleh nggak Arin tanya satu hal sama Tante?" Arin sudah cukup lama menyimpan pertanyaan yang mengendap di benaknya.

"Boleh, Arin." Mami tersenyum hangat.

"Pertunangan Gentar sama Azkira gimana, Tante? Azkira pernah cerita kalo persiapannya udah hampir delapan puluh persen," tanya Arin seraya mengingat ucapan Azkira padanya kala itu.

"Kalo soal itu, keluarga Tante sama keluarga Gentar sepakat untuk batalin semuanya. Rencananya lusa Tante sama bundanya Gentar mau dateng ke kantor WO-nya," jawab Mami Azkira tanpa beban sama sekali, karena sudah mengikhlaskan tenaga dan waktu yang terkuras demi acara anaknya.

Arin kagum dengan keikhlasan Mami Azkira menghadapi masalah yang menimpa keluarganya. Dari awal beliau tahu kesalahan besar Gentar pun emosinya tidak meledak-meledak dan tidak keluar kalimat kasar satu pun. Beliau tampak tenang dengan mengontrol emosi dan memilih untuk memprioritaskan perasaan Azkira daripada memusingkan masalah Gentar.

Kata beliau, semua ini salahnya memberi izin kakek Azkira untuk menjodohkan Azkira dengan orang baru yang belum Azkira kenal betul baik buruknya. Demikian pula papi Azkira yang tampak legawa menerima masalah yang menimpa putri kesayangannya.

"Arin yakin Azkira bisa bangkit secepat mungkin. Azkira deserve better," ucap Arin seraya memandang pintu ruang rawat inap Azkira yang tertutup rapat.

"Aamiin. Semoga Azkira cepat berdamai dengan hatinya," balas Mami.

Ponsel Arin tiba-tiba bergetar. Ada pesan masuk dari Fiki yang mengatakan Jella mendatangi rumah Gentar dan membuat keributan. Fiki juga memberitahu kalau Gentar sementara waktu akan berada di apartemen sang abang.

Fiki meminta kepada Arin untuk terus memberi perkembangan informasi tentang Azkira kepadanya untuk ia sampaikan pada Gentar agar Gentar lebih tenang hatinya.

Arin membalas pesan itu, mengatakan jika kondisi Azkira berangsur-angsur membaik. Kemungkinan besok Azkira sudah boleh pulang. Namun, Arin memberi pesan pada Fiki agar Gentar tidak menemui Azkira dulu sementara waktu ini.

"Arin, Tante masuk dulu ya? Takut Azkira nyariin kalo tiba-tiba bangun tapi Tante nggak ada di dalem," ucap Mami membuyarkan fokus Arin pada pesan baru dari Alizka.

GENTAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang