F i f t y S e v e n

6.3K 593 737
                                    

Padat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Padat. Singkat. Paradoks.

Itulah eulogi yang kusampaikan di upacara pemakaman Steffani McKinley. Karena pada dasarnya, mereka tak perlu tahu bagaimana aku menghormati ibuku dengan segenap jiwa dan raga. Entah apa yang dipikirkan orang-orang selagi mendengarnya, aku tidak peduli. Mereka bisa menilai semaunya.

Perkataan mereka benar bahwa dalam acara pemakaman atau acara pernikahan memiliki arti tersendiri bagi yang melaksanakannya. Kebetulan belum pernah mengalami itu, aku terkejut menyadari apa arti acara pemakaman Steffani McKinley.

Langit musim gugur tak secerah biasanya. Berawan dan hujan. Mendadak Las Vegas didatangi banyak orang penting.

Pemakaman ramai. Mobil limosin berjajar menjadi deretan panjang di jalan beraspal. Bunga lili berwarna kuning menumpuk di dekat batu nisan yang terukir nama Steffani McKinley. Sudah jelas keluarga Robinson, keluarga Murphy, William, Michael, dan John datang kemari.

Begitu juga dengan Emma Clark yang terbang dari New York sejak kemarin. Tak lupa Teddy Hills pun datang untuk menguatkan Gwen dan menghormatiku.

Wilson Hilton beserta istrinya tak luput dari perhatianku. Kedua orang tua William itu datang lebih awal dari kebanyakan orang bersama dua putrinya, kakak-kakak perempuan William. Bahkan Louis Thompson, ayah dari John rela terbang jauh dari Inggris untuk menghormati ibuku.

Petinggi perusahaan dan rumah sakit McKinley tak melepaskan kesempatan untuk melihat ibuku terakhir kalinya. Orang-orang penting pun menyertai seperti Mark C. Hathaway, Oliver Maxwell, Larry Ellison, Marcos Ortega Gaona, dan sederet nama orang berpengaruh lain. Mereka datang dari berbagai penjuru Amerika.

Belum lagi. Seperti gubenur dan senator negara bagian Nevada.

Bahkan Mattio Maxwell, kandidat senator New York ikut hadir. Bukan karena apa yang telah kami alami melainkan karena dia mengagumi ibuku yang sering mendukungnya dalam kegiatan amal.

Steffani McKinley memang seluar biasa itu. Yang lebih disukai orang-orang daripada Charles McKinley.

Awalnya aku resah dan semakin bersalah, selalu mengingat upacara pemakaman Charles McKinley yang tak pernah kusaksikan. Tapi, tanpa bisa melepaskan genggaman tangan Gwen selama acaranya berlangsung, aku mencoba merelakan ketidakmampuanku pada waktu itu.

Aku melakukan kesalahan fatal, tidak ingin mengulanginya lagi, dan Gwen membuatku berhasil melakukannya sekarang. Dia adalah kekuatanku ketika menghadapi kesedihan semua orang.

Dalam balutan serba hitam, para pengunjung memberi penghormatan pada pemakaman ibuku, mengangguk atau mengatakan sepatah dua patah kata kepadaku sebelum pergi satu per satu.

Wilson Hilton dan Louis Thompson menjadi orang terakhir dari kumpulan itu.

Wilson lebih dulu memelukku, menepuk-nepuk bahuku tanpa mengatakan apa-apa lalu pergi bersama keluarganya sementara Louis memeluk sembari bergumam penuh ketulusan. "Kuatlah, Nak."

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now