T w o

75.7K 4.7K 540
                                    

"Astaga!" William tertawa paling keras

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Astaga!" William tertawa paling keras. Dia melirik Henry yang duduk di kursi paling ujung meja blackjack dan berkomentar. "Mina pasti benar-benar murka kali ini."

Michael mengamati kartu di genggamannya tapi ikut mengomentari. "Sudah kukatakan. Seharusnya kalian bercerai saja."

"Sialan kalian!" Henry mengerang kesal, lalu meneguk habis scotch seperti orang kehausan.

Tentu dia begitu haus karena banyak berbicara saat menceritakan kejadian tempo hari dimana Mina, sang istri memergokinya bersama wanita jalang di kamar hotel.

"Tapi—" John mengambil jeda, meneliti kartu bandar sebelum bertanya pada Henry. "Kenapa?"

Kupikir, pria british itu sama-sama tak tertarik pada perbincangan mereka sepertiku.

Masih mengabaikan mereka, duduk di ujung lain meja blackjack, aku meminta bandar menambahkan kartu di depanku bersamaan Michael yang berkata, "Baru aku akan bertanya. Biasanya, Mina tidak melakukan apa-apa terhadap sikap brengsekmu, Henry."

"Percayalah, aku pun mempertanyakannya," jawab Henry.

William menolak menambah kartu sembari bertanya, "Lalu?"

Henry terkekeh geli. "Mungkin dia sedang merindukan kejantananku akhir-akhir ini."

Michael mengambil langkah sepertiku, menambah kartu lain ketika mengumpat Henry. "Dasar Bajingan."

Sembari mengendalikan diri, aku terus menerus tidak memedulikan mulut mereka yang begitu berisik padahal aku ingin menghajarnya sejak permainan blackjack dimulai tiga puluh menit lalu.

Jika saja bukan karena acara amal yang dilaksanakan di kasino keluarga Hilton, maka sudah pasti aku tidak akan berada disini.

Beberapa bulan diakhir tahun kesibukan orang-orang selalu meningkat. Bagi kebanyakan orang, mereka akan sibuk mempersiapkan liburan, terlalu bersemangat menyambut hari-hari besar dan merayakannya bersama keluarga atau pun teman-temannya.

Sementara bagi para pembisnis, rapat-rapat penting membludak seperti rapat pemegang saham, para petinggi, atau atasan divisi untuk mengevaluasi oprasional secara menyeluruh. Berbagai acara juga turut memeriahkan jadwal semua orang. Pesta tahunan, pesta amal, atau pesta apa pun itu. Bahkan akan terus terjadi sampai beberapa bulan ke depan.

Itulah yang kulakukan akhir-akhir ini. Menghadiri berbagai rapat sebelum mendatangi tiap undangan hanya untuk sebuah pendukung ambisiku.

Salah satunya sekarang.

Pesta amal perusahaan Hilton, menyebabkanku bermain blackjack di meja khusus penyumbang amal besar meksi harus bergabung bersama mereka yang terlalu memuakkan.

Satu putaran lagi bandar menawarkan kartu sebelum kami sepakat membuka kartu. Aku langsung tersenyum tipis ketika mendapatkan jumlah kartu 21. Tiga pria lain meneriakkan sumpah serapah karena kalah sementara John, pria british itu menjadi pemenang lain.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now