F o u r

61.8K 4.3K 338
                                    

"Lepaskan aku!" hardiknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lepaskan aku!" hardiknya.

Dengan merangkulnya erat, aku menyeret wanita ini sampai keluar hotel. Jika saja dia bisa mengendalikan amarah maka itu lebih baik. Dia tidak tahu apa yang akan terjadi karena sudah memukul seorang Hilton.

"Diamlah." Bukannya menuruti perkataanku, dia malah menggigit tanganku, dan gigitan itu luar biasa menyakitkan.

Sial! Seketika aku melepaskannya.

Kesabaranku lenyap, menyebabkan penyesalan karena sudah menolongnya tadi. Tanpa disadari, aku mengangkat tangan secara impulsif. Seolah ingin menamparnya.

"Apa yang kau lakukan?" bentakku.

Mata biru itu membulat sebelum akhirnya dia menyunggingkan senyuman sinis. Satu ekspresi yang menyadarkanku.

Dengan menahan kekesalan, aku menurunkan tangan. Entah hal sialan apa yang terjadi sampai aku harus kembali berurusan dengannya.

Aku memalingkan wajah. "Pergilah!"

Ketika mataku beralih sembarang, aku menemukan tangannya yang sudah meneteskan darah. Luka itu cukup besar.

Apa dia tidak kesakitan? Apa peduliku.

Dia belum saja pergi sampai aku perlu menatapnya lagi. Masih tersenyum sinis, dia menatapku begitu lekat. Ditengah senyuman penuh kebencian itu, ada dua titik di pipinya.

Lesung pipi yang begitu seksi.

Untuk pertama kalinya, aku merasakan perasaan asing. Terpesona dan muak sekaligus. Salah. Perasaan ini selalu muncul jika aku bertemu dengannya.

Keheningan lebih menyesakkan entah karena apa, dan sesuatu dalam mata birunya telah mengunci keseluruhan diriku untuk tetap menatapnya.

Lalu dia mengambil langkah, membuat tubuh kami lebih dekat. Aku sering menerima tatapan beserta senyum godaan dari banyak wanita namun ada hal lain dalam dirinya yang tak kumengerti, membuat tubuhku seakan terbakar.

Secara naluriah, aku mundur sampai punggungku menempel ke tembok. Ketika dia mencondongkan wajah seakan ingin menciumku, tubuhku menegang hebat karena mencium aroma tubuhnya.

Dia berdesis dekat telingaku. "Kau sama saja dengan mereka, Bajingan."

Tanpa jeda, dia mengarahkan lutut ke pangkal pahaku. Menendangku tepat di area itu.

Dasar wanita gila! Aku meringis kesakitan, agak membungkuk sementara dirinya tertawa lepas dan pergi. Demi Tuhan, aku ingin mematahkan kakinya tapi rasa sakit membuatku tidak bisa bergerak. Jika terjadi hal buruk pada organ pentingku maka aku akan mencarinya sebelum membunuhnya.

Sembari terus mengumpat, aku mengamatinya yang melangkah masuk ke kerumunan orang-orang.

Siapa sebenarnya wanita itu? Pertanyaan itu datang begitu saja. Sebelumnya, aku melihatnya tanpa harga diri saat dia diperlakukan buruk oleh wanita lain bahkan dia memungut uang yang sudah wanita itu lemparkan.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now