T w e n t y O n e

33.1K 3.1K 387
                                    

Takdir macam apa ini? Ribuan kali, sebuah takdir selalu terasa begitu menggelikan sekaligus mengerikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takdir macam apa ini? Ribuan kali, sebuah takdir selalu terasa begitu menggelikan sekaligus mengerikan.

Dia datang untuk menghibur orang-orang yang membenci lelucon. Menjerat orang-orang lemah. Memperolok orang-orang kuat. Menggelitiki orang-orang yang sedang menangis. Atau lebih mengerikan lagi, menenggelamkan orang-orang yang sebenarnya sudah tenggelam.

Takdir selalu mempermainkan siapa pun, termasuk diriku.

Emma Clark adalah ibu tiri Mary Clark, mantan kekasihku belasan tahun yang lalu. Aku ingat ketika satu setengah tahun setelah kami berpisah, Mary kehilangan ibunya sebelum Rio Clark, sang ayah menikah kembali di tahun berikutnya.

Dan sekarang, cukup mengejutkan bahwa wanita itu adalah ibu kandung Gwen.

Jika tidak salah Gwen pernah mengatakan dirinya sudah ditinggalkan sejak tujuh tahun yang lalu. Jadi saat itu, Gwen masih berusia 15 tahun.

Oh Tuhan! Bagaimana bisa dia meninggalkan kedua anaknya yang masih terbilang kecil?

Sekali waktu, aku pernah tergugah untuk mencari informasi kedua orang tua Gwen. Selain ayahnya yang sudah meninggal, aku belum sempat mencari tahu kemana sang ibu pergi. Namun, saat menyadari Gwen tidak memedulikan keberadaan ibunya sendiri, aku mengurungkan niat.

Aku berupaya menghargai keputusannya. Juga merasa tidak bisa masuk ke masalah yang terlalu personal dalam kehidupan Gwen.

Tapi semua itu tidak berlaku untuk sekarang.

Ketika Gwen meminta pertolonganku, maka aku tidak akan bisa berdiam diri saja. Aku sudah mengatur pertemuan makan siang mereka di restoran rooftop sana.

Aku sedang duduk di kursi, mengamati beberapa dokumen pekerjaan ketika seseorang mengetuk pintu kamarku. Gwen masuk sebelum aku menyuruhnya.

Tatapan kami bertemu ketika dia melangkah enggan. "Apakah kau sibuk, Braden?"

Sembari menutup dokumen, aku mengamatinya. Hanya dengan blouse sederhana yang dipadukan jeans ketat, Gwen selalu tampak mengagumkan. Aku melirik jam tangan yang menunjukkan jam 01.30 siang, dan seharusnya mereka sudah bertemu.

Kembali menatapnya, aku bertanya, "Kenapa kau masih berada disini?"

Gwen membisu, berdiri tak jauh dari keberadaanku. Dia memainkan high heels ke karpet, tampak gelisah. Tertunduk sebentar lalu menatapku lagi. "Braden." Sorot matanya berubah, mengilaukan apa yang dirasakannya. "Aku"

"Ok." Aku menyela, beranjak berdiri dan melangkah pergi.

Keberadaannya disini dengan tatapan mata itu sudah membuatku mengerti. Aku tahu tentang dirinya yang tidak takut oleh apa pun. Namun, aku lebih mengerti tentang sosok dirinya yang lain, yaitu wanita yang sering menangis di malam hari seorang diri.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang