N i n e

64.5K 4.4K 250
                                    

Dengan beribu pertanyaan tentang Gwen Morgan, aku menelepon orang-orang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan beribu pertanyaan tentang Gwen Morgan, aku menelepon orang-orang. Menyuruh mereka mengirimkan laporan yang menjelaskan siapa wanita itu sebenarnya.

Jujur saja, aku bukan tipe pria yang tertarik pada privasi orang lain tapi kali ini, ada kenyataan yang ingin kuketahui tentangnya.

Terutama tentang kehidupan seksnya.

Selama Gwen berada di kamar kecil, Thomas dan Chase—orang kepercayaanku—mengirimkan hal yang kubutuhkan. Kenyataan mengejutkan selain keperawanannya adalah dia memiliki adik yang harus melakukan transplantasi ginjal, dan itu memberiku petunjuk.

Gwen masih terbelalak. "Apa maksudmu?"

Aku membisu, berharap Thomas cepat membawakan dokumennya. Sungguh aku tidak tahu apa yang sedang kulakukan karena mengubah aturan pelelangannya.

Apa pun itu terasa bukan diriku. Sejak awal, Gwen selalu membuatku kebingungan bahkan aku memutuskan kesepakatan kami tanpa berpikir panjang.

Kenapa?

Aku adalah pria yang selalu berpikir idealis. Memiliki berbagai dasar pemikiran beserta alasan ketika mengambil langkah. Tapi kini, aku tidak bisa mendapatkannya.

Nanti. Aku akan membenahinya saat seorang diri dan untuk sekarang, biarkan saja instingku yang bertindak.

Kami masih terpaku, saling menatap dalam kebisuan ketika mataku lebih suka cita memperhatikannya. Inilah wanita yang sering datang ke mimpiku setiap malam. Mengacak-ngacak seluruh otak dan tubuhku.

Meski pernah melihatnya, aku belum benar-benar mengamati tiap inci wajahnya dalam jarak dekat. Dan sekarang—segalanya terasa jelas dan nyata.

Aku ingin mematrinya, mengingatnya untuk kesenanganku sendiri.

Riasan Gwen minim, tidak menutupi kecantikan yang natural. Mata bulat itu terbingkai bulu mata panjang. Hidungnya kecil dan mancung. Tulang pipinya menonjol, menyembunyikan lesung pipi.

Bibirnya tidak tebal dan tidak tipis, bentuk yang sempurna.

Beberapa kali kami bertemu, dan tatapan itu masih sama. Memengaruhiku tanpa kesulitan. Aku pernah menemukan warna biru sejernih matanya tapi—ada yang berbeda di dalam sana.

Tatapan Gwen apa adanya. Tidak terbuka atau pun tertutup secara berlebihan. Dia hanya menjadi dirinya sendiri, tak peduli apa pun yang berada di hadapannya.

Termasuk diriku.

Dia tidak peduli seberapa besar kebencianku saat itu. Dia tidak peduli sebesar gilanya keinginanku akan dirinya sekarang. Sungguh semua itu tidak memengaruhinya. Tidak membuatnya berubah sedikit pun.

Lebih hebatnya, dia terlihat tidak pernah terintimidasi olehku padahal aku adalah orang yang ahli melakukannya.

Aku belajar dari mendiang ayah untuk mendominasi dalam segala hal ketika memimpin perusahaan tapi yang kulakukan lebih dari itu. Aku sanggup mengintimidasi semua orang dengan berbagai cara. Bukan di lingkungan perusahaan saja bahkan di luar perusahaan juga.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now