F o u r t y F i v e

5.4K 645 249
                                    

"Kau membutuhkan bantuan atau nasehat?"

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Kau membutuhkan bantuan atau nasehat?"

Suara itu terendam sesuatu di dalam pendengaranku. Aku kesulitan berkonsentrasi pada kenyataan yang begitu mengerikan. Rasa menyakitkan tak kasat mata bertubi-tubi menusuk sekujur tubuhku.

Berjam-jam lalu, aku sudah cukup tersiksa mendapatkan informasi tentang Edmund dari seseorang yang bernama Spencer sementara baru dua puluh menit berlalu, siksaan itu bertambah dikarenakan kabar Gwen.

Aku merasa teramat frustasi, marah, dan gila. Mungkin tersesat juga.

Biasanya, dalam keadaan genting, aku selalu ingin mengandalkan Chase dan kawanannya hingga akhir tapi itu bukan keputusan bijak mengingat bagaimana kondisi Edmund.

Biasanya, dalam keadaan terdesak, aku selalu ingin memercayai William, Michael, dan John sebelum membiarkan mereka membantu. Tapi itu pun mustahil. Terlalu banyak risiko.

Keparat! Aku benci mengaku tidak bisa mengatasi segala sesuatunya seorang diri. Bukan aku tidak memiliki kemampuan. Gwen terlibat sangat dalam, dan itu mengubah sesuatu dalam diriku secara emosional.

Karena Gwen, aku nyaris kehilangan kendali atas diri sendiri. Aku hampir melupakan siapa diriku dan apa tujuan kehidupanku.

Jelas-jelas itu tidak boleh terjadi. Membuatku dituntut melakukan pelanggaran. Lagi. Berulang kali.

Aku tidak bisa melakukan apa-apa terkecuali menghubungi orang terlarang itu. Sebut saja dia sebagai shadow. Dia adalah bayangan diriku dan bayangan semua orang.

Jika ada orang lain selain William, Michael, dan John yang menyaksikan sejarah kehidupanku maka dialah orangnya.

Dia berada disana ketika kami bertemu Kyler Kim pertama kali. Dia berada disana ketika aku hancur atas kematian Charles McKinley. Dia berada disana ketika Enzio bersumpah di depan batu nisan Amancio Murder McCharty.

Menjadi saksi kehidupanku. Menjadi bayangan kami semua.

Dan kini dia tahu apa yang sedang kuhadapi. Ada atau tanpa penjelasanku. Ada atau tanpa kehadirannya. Satu lagi. Ada atau tanpa wajahnya, aku tetap kehilangan arah.

Dihadapkan perangkat cukup canggih, aku tetap tidak bisa melihatnya di layar laptop. Merasa tak berdaya, aku bersandar ke jok saat berbisik ke mikrofon di headset. "Nasehat."

"Tiga pertanyaan, Hazelnut."

Bahkan aku tidak memiliki tenaga membencinya ketika memanggilku seperti itu. Dia begitu tegas selagi bertanya, "Pertama. Seberapa berartinya nyawa Enzio untukmu?"

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें