Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]

Braden McKinley - Book Version

Good News!
Kini, kalian bisa menikmati cerita BRADEN MCKINLEY versi bukunya di KARYAKARSA.

Setelah banyak hal yang dipertimbangkan, aku memutuskan untuk mempublikasikan cerita Braden McKinley versi bukunya di sini. Mengingat proses kepernebitannya akan berlangsung cukup lama bahkan aku belum tahu kapan akan menerbitkan bukunya. Buahahaha..

Akan kucoba jelaskan secara detail. Jadi gini guys~

1. Untuk sementara, aku berencana menahan semua rencana untuk menerbitkan cerita-ceritaku ke dalam buku. Itu karena aku berniat menyelesaikan semua cerita seriesnya lebih dulu di Wattpad dan di Karyakarsa. Setelah William, akan muncul cerita Michael. Setelah Michael, akan muncul cerita John. Setelah John, series terakhirnya yang berjudul The High Roller pun akan muncul. Nahh, di saat itulah, aku baru akan berkonsentrasi untuk menjadikan mereka semua dalam versi buku. Dalam versi terbaiknya.

(Disclaimer : Ini rencana yang baru terpikirkan, semoga takkan ada perubahan. Buahahaha..)

2. Khususnya cerita Braden McKinley versi buku ini, akan terdapat beberapa perubahan adegan dari versi sebelumnya di Wattpad. Tidak menerima saran dan kritik yang tak membangun, sebab amat jelas aku sudah memikirkannya dengan matang-matang apa yang akan kulakukan pada cerita Braden McKinley dalam versi bukunya yang sekarang. Yang dari sudut pandangku sebagai penulis, akan menjadi versi terbaik yang kujanjikan lebih keren dari versi-versi sebelumnya.

(Disclaimer : Takkan ada lagi perubahan. Karena diklaim sebagai versi buku, itu petanda akan menjadi hasil akhir.)

3. Keuntungan bagi kalian yang mengunjungi kisah Braden McKinley di Karyakarsa, kalian akan lebih dulu membaca setiap proses revisi plus editing sebelum bukunya diterbitkan beberapa tahun ke depan. Dan seluruh dukungan kalian akan menjadi pendorongku untuk terus bersemangat menjalankan progres cerita Braden McKinley di versi buku ini. Jujur saja, mengedit naskah itu bukanlah perihal mudah apabila aku pun harus menyelesaikan naskah cerita lainnya.

(Disclaimer : Karena aku akan tetap memprioritaskan cerita William supaya cepat tamat, maka updatean cerita Braden akan sedikit lebih lama. Ibaratnya, proses pengerjaannya lebih slow but sure. Jadi harap bersabar jika ikut mendampingiku dalam cerita Braden McKinley di sini yah.)

Intinya. Tak ada yang kuinginkan dari setiap updatean cerita Braden McKinley versi buku ini selain untuk mendapatkan dukungan kalian sepenuhnya. Kuharap, kalian bisa menikmati setiap updatean ceritaku sebagaimana aku selalu menikmati setiap ketikan jemariku.

Tak peduli seberapa lama aku update. Tak peduli apa yang kulakukan pada naskah-naskah ceritaku.

Selama Braden, William, Michael, dan John hadir, begitu pula Mattio yang kehadirannya tak kalah penting—aku, kau, dan mereka harus terus bahagia dan terhibur oleh mereka.

Makasih semuanya, sehat-sehat terus yakk. Love y'all and happy reading❤️

Ini ID Karyakarsaku : thehighroller

Sincerely, G. L. Putri

Spoiler Braden McKinley - Book Version - Part Satu :

Di kala melewati pintu, tubuhku agak menegang merasakan sesuatu. Aroma parfumnya yang pertama kali kusadari. Ternyata wanita itu belum pergi dari hotel.

Aku berupaya tak menghiraukannya, memberikan kartu valet pada petugas. Akan tetapi, mau tak mau, aku berdiri di tempat yang sejajar dengannya. Mungkin dia pun sedang menunggu mobil jemputan atau petugas yang membawakan mobilnya.

Detik demi detik berlalu, berubah menjadi menit. Semakin lama, kusadari betul keberadaannya yang tak jauh dariku. Kami berdiri, hanya berjarak beberapa meter tanpa ingin saling menoleh.

Tapi aku tahu, dia menyadari akan keberadaanku juga.

Tidak lama kemudian, sebuah limosin datang. Berhenti tepat di depan kami. Pria bertubuh kekar berpakaian serba hitam keluar, membukakan pintu belakang. Itu tak mengejutkan. Yang mengejutkan di kala sang sopir mengangguk pada wanita itu sambil memanggilnya. "Harlot."

Harlot? Tepat saat aku menggumamkan namanya dalam hati, saat itulah dia mengambil langkah sekaligus menoleh ke arahku. Seakan dirinya mendengarkan suaraku.

Mata kami bertemu, tetapi tidak ada apa-apa selain itu.

Tatapan tanpa sepatah katapun. Penuh arti meski aku tidak tahu apa itu.

Bahkan kami tetap bersitatap di kala dirinya berada di dalam mobil. Aku tahu di mana mata birunya meski dalam kegelapan. Aku pun tahu bahwa dirinya masih menatapku meski terhalang jendela mobil. Seakan kami saling terperangkap.

Hanya saja, aku berhasil menepis segala hal tentang wanita itu ketika limosinnya keluar dari kawasan hotel.

Sungguh apapun yang terjadi pada saat kami bersitatap menjadi hal yang tak bisa diprediksi, bukan hal yang akan kulakukan juga karena aku selalu tak sudi membiarkan wanita asing memengaruhiku.

Malangnya, hal sebaliknya yang terjadi.

Bahkan ada hal terpenting yang belum kusadari sekarang, yang luput dari prediksi-prediksiku bahwa kejadian ini merupakan sebuah awal yang tak kuketahui cara mengakhirinya sampai kapanpun.