T h i r t y N i n e

19.9K 2.2K 429
                                    

Kuatlah, Gwen Morgan

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

Kuatlah, Gwen Morgan. Jadilah wanita tangguh untukku. Agar kau bisa melawanku sampai akhir.

Suara Braden berputar-putar di keseluruhan diriku bagai suntikan adrenalin. Ingatan kekosongannya membuat tiap denyut nadiku bergejolak. Ingatan kebahagiaannya mengeringkan air mataku.

Ya, Alam Semesta! Tidak ada waktu untuk menangis atau sekadar putus asa. Jika ini adalah bentuk dari kutukan kami, maka aku harus menghadapinya.

Menyakitkan memang. Mendengar sedikit masa lalu terkelamnya saja sudah cukup mengerikan. Terlebih saat menyaksikan langsung bagaimana Braden bereaksi pada salah satu masa lalu itu. Reaksinya pada Patricia.

Tapi sejak awal, ini adalah pilihanku. Janjiku. Aku bersumpah akan melawan Braden sampai akhir. Aku akan melawan siapa pun yang mencoba mengusik. Dan—persetan dengan mereka! Mungkin aku bodoh karena memercayai Ronald tapi lemah tidak pernah jadi bagian hidupku. Aku bukan wanita lemah.

Keluarlah, Hulk! Aku membuka mata. Masih tertahan tangan Ronald di kepala dan pinggul, aku menggeramkan namanya penuh amarah. "Ronald."

Dia menarik diri. Tangannya bergerak turun ke punggungku sementara tanganku terkepal kuat, terkurung besi yang sangat dingin di kulitku memanas. Kubiarkan api itu menelanku hidup-hidup saat kami bertatapan.

Kejadiannya begitu cepat ketika dia akan mengatakan sesuatu, aku langsung menyerangnya. Memusatkan semua kemurkaan yang berubah menjadi kekuatan ke satu-satunya bagian tubuh yang terbebas. Yaitu kepala.

Kepalaku mengambil ancang-ancang beberapa detik untuk membenturkan dahiku ke dahinya.

Berhasil. Ronald terhuyung ke belakang, melepaskanku selagi memegangi dahinya dan mengumpat keras. "Brengsek!"

Aku kesakitan juga. Dunia di depanku seolah berputar. Tapi amukan adrenalin membuatku masih sanggup berdiri tegak.

Pangkal paha selalu menjadi kelemahan pria. Namun, sang Hulk ingin melakukan hal lain. Mengambil posisi sebaik mungkin, aku menendang wajahnya sehingga ujung high heelsku menghantam bibirnya dengan sekuat tenaga.

Rasakan, Keparat! Aku lebih membenci bibir sialan itu daripada kejantanannya.

"Kau yang brengsek!" hardikku penuh sumpah serapah.

Ronald tersungkur ke lantai. Tampak kesakitan sudah pasti bahkan bibirnya memerah. Namun, dia menggila dalam kurun waktu sangat cepat. Kulihat bagaimana setiap ototnya menegang. Tatapannya menusuk, sarat akan kemurkaannya.

Itu lebih dari sekadar ancaman. Begitu menakutkan. Kepanikan memompa jantungku semakin cepat.

Menyeringai tipis, Ronald beranjak berdiri. "Monster seksi sepertimu memang lebih menggairahkan."

Dengan kaki bergemetaran, aku lari menjauhinya, mencoba mengambil apa pun di area dapur untuk dijadikan senjata. Tapi itu sulit. Aku tidak sempat melakukannya karena terperangkap borgol. Dapur yang luas, memberiku ruang untuk menghindar saat Ronad mengejar.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu