F i f t y T w o

7K 643 703
                                    

Aku nyaris tak memedulikan sekitar ketika Braden membawaku ke kasino di hotel tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku nyaris tak memedulikan sekitar ketika Braden membawaku ke kasino di hotel tersebut. Kami melewati banyak mesin slot, meja black jack, dan meja poker. Kemudian berbelok ke ruangan bertulisan Poker Room.

Braden mengabaikan dua pengawal yang mengangguk sopan. Ruangan itu diperuntukan bagi permainan poker ekslusif. Tidak semua orang memiliki akses, membuatnya tak seramai di luar.

Kami masuk lebih dalam, dan aku baru tahu bahwa masih ada ruangan yang lebih VIP. Hanya terdapat tiga meja poker yang luar biasa mewah dengan pencahayaan redup dari lampu pijar. Sofa-sofa berjajar mengelilingi bahkan mereka tak menyediakan mini bar atau hiburan lain.

Tentu saja, ruangan ini dikhususkan untuk para ahli poker kelas berat dengan fasilitas privat dan luxury.

Kewarasanku sedikit terpulihkan. Aku memerhatikan sekitar. "Apakah—"

Kejadiannya begitu cepat saat Braden menyela menciumku dengan gerakan mengejutkan. Bukan ciuman lembut melainkan ciuman yang membuatku nyaris meledak. Merasa begitu kelaparan, aku melahapnya. Kugigit bibir bawahnya, membelainya dalam lidah serakah.

Braden menggeram seksi, mendorongku cepat ke meja poker. Tangannya mencengkram kuat bokongku sehingga tepian roknya terangkat. Membuat napasku tercekat.

Aku berbisik di permukaan bibirnya. "Siapapun bisa datang kemari, Braden."

"Aku yang berkuasa disini."

Berulang kali kami melakukan seks di tempat umum, seperti di lift gedung McKinley, di koridor hotel Bellagio, atau di dalam mobil yang terparkir di area valet hotel. Dan sebanyak itu pun dia mengklaimnya seperti sekarang. Petanda dirinya memang tak akan membiarkan orang lain menonton kami.

Aku percaya itu.

Sekalipun merasa tak leluasa, aku sudah tidak peduli. Aku sudah tenggelam pada gelombang gairah yang menggebu-gebu. Kutumpu tubuh dengan kedua tangan saat tangan Braden mulai menyelinap ke pangkal pahaku.

Suara chip berserakan tak cukup membuat kami berhenti. Aku merintih, menengadah sepenuhnya sementara otakku begitu kosong. Tidak ada yang kusadari selain jemari beserta bibir Braden yang menjerumuskanku entah kemana.

"Sekarang, Braden." Aku menggoreskan kuku di lengannya, melepaskan ciuman kami. "Kau terlalu seksi ketika terdiam menatapku tadi. "

Deruan napasku terlalu kencang dalam pendengaranku sendiri. "Aku menginginkanmu. Sekarang. Kumohon."

Braden menggeram sembari terpejam sebentar. Penuh kenikmatan dan hasrat. Garis wajahnya menunjukkan seberapa besar kebutuhannya. "Sial!"

Menggertakan gigi, Braden terlihat lepas kendali. "Kau yang membuatku gila setengah mati. Kau menari erotis, membuatku hampir meruntuhkan klubnya."

Tangannya mengusap dan mencari. Dalam tarikan kasar, dia menyatukan bagian depan dan bagian belakang celana dalamku. Aku mengerang keras, terhanyut rasa nikmat yang bercampur nyeri dari godaan lihainya.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now