T h i r t y T h r e e

31.5K 2.5K 218
                                    

Namaste

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Namaste. Tubuhku tidak sanggup memosisikan gerakan yoga satu pun. Namaste. Uap panas yang memanjakanku menyusut. Namaste. Tetesan keringat mulai lenyap sampai membuatku tidak nyaman.

Sialan! Aku membuka mata sembari mengerang kesal. Lebih kesal lagi saat melihat persediaan airnya habis. Karena belum ingin keluar, aku mengambil botol air mineral lalu menyiramkannya ke dalam tungku sampai habis.

Bara api menyala seketika. Suhu udara kembali meningkat. Dudukan kayu terasa panas lagi.

Sembari tersenyum lebar, aku terlentang di bangku kayu dengan gerakan yang tak bermartabat. Hanya menggunakan celana dalam, kedua tanganku terlipat di bawah kepala sementara kakiku terjulur ke dinding kayu.

Oh, Alam Semesta. Kenapa semakin lama aku semakin memujamu?

Udara yang begitu panas membuatku sedikit kesulitan bernapas. Keringat bercucuran deras di sepanjang kulitku. Tapi sensasi ruang sauna ini begitu menyenangkan. Tubuhku terasa seringan kapas. Otot-ototku yang nyeri dan pegal, mengendur. Membuatku sangat rileks.

Percayalah, hanya itu yang kubutuhkan setelah berulang kali Braden berusaha meremukkanku. Aku tidak tahu bahwa olahraga di atas ranjang akan sangat menguras energi daripada olahraga yang sebenarnya.

Kembali memejamkan mata, aku membiarkan benakku beterbangan yang sudah pasti hanya bisa memikirkan Braden. Dalam beberapa hari, dia merubah seluruh mimpi burukku menjadi sesuatu yang luar biasa. Indah dan menakjubkan meski masih terasa menyakitkan.

Aku ingat setiap kata, ekspresi, serta gerak-gerik Braden saat kami memutuskan tinggal bersama.

Sungguh aku menerima semua konsekuensi taruhan kami termasuk kepahitan di kehidupannya. Namun menyaksikan langsung keseluruhan Braden tanpa topeng justru menuntutku lebih banyak lagi. Segala hal tentangnya menerjangku bagai pukulan beruntun. Membuat kepalaku selalu berdengung dengan mata perih. Lututku sering mendadak lemas tak keruan bahkan rasanya kulitku selalu meremang dan berdenyut.

Seakan kekuatan Hulk tidak mampu menahannya. Mungkin selain masuk ke ruang sauna dua kali sehari, aku pun butuh suntikan steroid. Bahkan rasanya aku tertantang mempertahankan ketertarikan Braden agar dia bisa melupakan pelelangannya.

Aku mesti memutar otak, menyenangkannya tanpa harus menjadi orang lain. Jika seorang bajingan selalu tertarik pada wanita perawan maka dengan senang hati aku akan menjadi wanita lebih hebat dari para perawan itu.

Caranya? Siapkan spidol merah. Wajahku harus segar dengan kulit bersinar, lekukan tubuhku mesti proposional dengan otot kencang. Satu yang terpenting, penampilanku harus terlihat sempurna.

Kenapa aku terlalu jenius? Beri tepuk tangan yang meriah!

Baiknya, tidak ada satu pun dari kegiatan itu yang tidak pernah kulakukan sebelumnya. Aturannya sama saja dengan aturan ketika aku berprofesi menjadi wanita jalang.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now