T w e n t y F i v e

31.8K 2.9K 372
                                    

"Tidak, Brady

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak, Brady. Kau tidak boleh melakukan balas dendam."

Dengan mencengkram sebotol whisky, aku berdiri di depan kaca sembari mengamati kota Las Vegas yang diterangi matahari senja. Angin dari jendela terbuka menerpa wajahku ketika perkataan ibu beberapa tahun lalu, memenuhi keseluruhan diriku.

Sial! Aku tidak bermaksud untuk membangkang. Hanya saja aku tidak bisa berdiam diri jika kehancuran kami terlalu besar.

"Percayalah, itu sia-sia karena pada akhirnya kau tidak akan mendapatkan apa-apa selain rasa sakit yang lebih besar, Sayang."

Ibu benar, dan tentu saja aku bukan robot yang tidak bisa merasakannya. Tapi aku tidak peduli. Aku rela menanggung rasa sakit itu entah seberapa besar. Terlebih sekarang, ketika perkataan ibu sangat seralas dengan kehidupan seorang wanita yang terbentang di depanku.

Pada akhirnya tidak ada apa-apa selain rasa sakit yang lebih besar lagi. Entah untuk dirinya atau diriku. Yang pasti segala hal yang terjadi dalam kehidupanku, memang akan selalu tentang rasa sakit.

Pelelangan itu. Begitu juga wanita pelelangan itu. Gwen Morgan.

Begitu menenggak botol whisky sekali lagi, aku menunduk mengamati tong sampah dimana map pelelangan Gwen berada. Kuangkat botol, menumpahkan cairan alkohol itu pada kertas-kertas yang menjadi saksi kesepakan kami.

Dengan satu tangan, aku menyalakan lighter sebelum—apinya terlalu mudah membakar seluruh kertas itu. Sangat berbeda dengan bayangannya dalam diriku. Tidak mudah terbakar dan begitu sulit memudar.

Bahkan api itu pun membakar dadaku. Panas dan menyakitkan.

Sungguh tidak ada yang bisa kulakukan selain membiarkannya. Di malam itu, aku membiarkannya pergi. Sepanjang malam itu, aku membiarkan keseluruhan dirinya menyiksaku. Kini, lima hari sudah berlalu sejak itu, dan aku tetap membiarkannya.

Jika takdir akan menghukumku dengan segala macam siksaan maka aku akan menerimanya. Tidak peduli sesakit atau sekejam apa. Nyatanya, perlawananku akan sia-sia. Sejauh mana berlari mencari jalan keluar, aku tetap tersesat. Sekuat apa membalikkan pukulannya, aku tetap kesakitan.

Tidak ada jalan lain selain membiarkannya.

Kami tidak bisa terus berpura-pura. Kami sudah tidak baik-baik saja. Maka, kami harus mengakhirinya dengan atau tanpa malam pelelangan itu. Keputusan final.

Telepon di atas meja berdering, menyela lamunanku. Sembari menyimpan botol sembarang, aku menekan tombol yang memberitahuku siapa yang menelepon.

Suara Sarah menyeruak, cukup menggelikan ketika bertanya, "Kau sedang membakar sesuatu?"

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now