F o u r t y F o u r

20.6K 1.1K 300
                                    

Empat hukum dasar

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Empat hukum dasar. Satu. Berpura-puralah. Mainkan peranannya sebaik mungkin. Tak peduli suka atau tidak. Tak peduli seberapa aneh situasi yang dihadapi.

Layaknya menjalani tugas sebagi wanita jalang. Aku pun memegang hukum dasar lain sekarang.

Di hari Rabu pagi, dimana matahari musim panas begitu cerah di luar sana, aku bergabung di meja makan keluarga Clark. Situasinya masih canggung karena dua keluarga disatukan.

Di sisi kanan, aku duduk berdampingan bersama Jane. Di sisi lain ada ibu beserta Mary sementara Rio Clark duduk di kepala meja.

Tidak ada penghibur selain sajian makanan yang begitu menggiurkan. Aku mengisi piring lebih banyak dari mereka. Baru menyantap setengahnya, seseorang menyela kedamaian semua orang.

"Aku mencoba mengerti." Mary yang duduk di seberang Jane, berkata entah pada siapa. "Mom bilang, kita memiliki kepentingan bersama." Lalu dia menatap sinis ibu sebelum mengalihkan tatapan itu padaku. Suaranya penuh tuduhan. "Tak disangka aku dijadikan pelacur."

Tak usah aneh. Dia selalu seperti itu jika berlagak menyudutkan ibu yang sebenarnya menyudutkanku.

"Apa maksudnya?" tanya Rio Clark.

Pria tua itu tampak puncat meski bersetelan jas berkilau. Garis wajahnya tergambar jelas bahwa dia berasal dari Selatan dengan rambut berwarna putih. Aku sadar, dia mungkin berharap dirinya sehebat mobilnya yang terparkir khusus dekat air mancur di halaman depan.

Chrysler Imperial Crown Limousine by Ghia keluaran tahun 1960—kata Chad saat memergokiku yang mengagumi Limousine klasik itu—memang mobil keren. Braden akan setuju pada pendapatku. Tapi percayalah, pemiliknya tak sekeren itu.

"Kau ingin terlibat di perusahaan, kan?" Ibu mendahului Mary, menjawab ringan. "Jadi tak harus tersinggung jika menemukan klien yang bersikap brengsek."

Seperti biasa. Mereka mengisi percakapan di meja makan dengan bisnis, yang mengarah ke satu hal. Yaitu keributan.

Masih mengunyah lahap, aku mencondongkan tubuh ke arah Jane. "Bawa makananmu dan pergi ke kamar sekarang."

Seakan mengerti, Jane mengangguk lalu mengambil piring beserta gelasnya. Tanpa berpamitan, dia langsung pergi meninggalkan ruang makan. Tidak ada seorang pun yang peduli akan kepergian Jane bahkan ibu juga.

Sudah kukatakan. Tak usah aneh. Di kastil mengerikan ini mendadak segalanya terasa aneh.

Keluarga Clark salah satu penguasa sukses. Mereka begitu bermartabat, bergelimang harta, dan mendambakan kehormatan dari dunia luar.

Malangnya, mereka tidak memiliki sopan santun.

Dan ibu benar-benar sangat Clark jika berada di ranah kehidupannya. Sikapnya agak berbeda padaku dan Jane sejak membawa kami kemari. Apalah daya. Aku lelah bertengkar dengannya.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora