T h i r t y

30.4K 2.7K 576
                                    

"Ceritakan padaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ceritakan padaku." Keseluruhan wanita ini memenuhi diriku, dan aku tidak bisa mendengar selain suaranya yang serak. "Seberapa bajingannya dirimu, Braden?"

Apa pun yang berkobar darinya tak kunjung padam. Aku baru melihat warna biru yang begitu bersinar dalam mata itu. Menandakan bahwa ketekadan akan keteguhan hatinya tak akan dapat dihancurkan sekali pun dunia ini hancur.

Rambut coklatnya lebih panjang tapi tidak sampai menutupi dada. Lesung pipinya menawan, tetap menarik diperhatikan selama mungkin. Keseksiannya semakin memancar karena kulit pucatnya menggelap, terbakar sinar matahari.

Bahkan atasan yang dia pakai nyaris membuatku tak waras sedari di kasino tadi. Bagaimana tidak, kain itu berupa tali bertali yang membungkus bagian dada saja, tidak cukup menutupi perut ratanya namun lebih dari cukup membuat para pria meneteskan air liur.

Berbulan-bulan, aku hanya mengamati fotonya. Dia sedikit berbeda tapi aku tidak pernah tahu bahwa perbedaan itu tak memengaruhi perasaannya padaku. Sungguh melihatnya langsung menyalakan sesuatu yang sempat meredup dalam diriku. Sentuhannya memperbaikiku. Juga meredakan berbagai keresahan.

Tapi akan selalu ada bayaran untuk itu.

Gwen tetap Gwen yang kuinginkan. Seorang wanita yang mengacaukan keseluruhan diriku, terutama sekarang. Taruhan yang dia teriakkan memiliki banyak sekali risiko, dan aku kebingungan saat menghadapinya. Aku sudah menghindari atau sekadar menunda peristiwa dimana dia menginginkan jawabanku atau menuntut keterbukaanku.

Begitu jelas aku tidak bisa mengendalikan situasinya. Bukan saja kewalahan dengan dahagaku yang kian memuncak, juga kewalahan akan keberaniannya yang membuatku sedikit ketakutan. Terlebih ketika bayangan di masa lalu mulai berkecamuk.

Mataku menelusuri wajah beserta tubuhnya. Gwen bergerak gelisah, menerima baik pesan seberapa besar aku menginginkannya. Sepersekin detik aku menikmati pemandangan tubuhnya yang menyiratkan permohonan, lalu memejamkan mata untuk mengingat kembali kejadian dimana aku baru memahami betul arti dari kata bajingan.

Aku masih remaja tapi cukup paham apa yang terjadi pada Charles McKinley saat memergokinya. Malam itu, Ibu pergi ke New York, mengurusi kegiatan amal sementara Ayah mengurung diri di ruang kerja dan menyuntikkan sesuatu ke dalam urat nadinya.

Aku membiarkannya, tidak ingin mengerti yang dia lakukan. Tapi di malam lain ketika ibu pergi, dia melakukannya lagi. Berulang kali. Aku melihat Ayah teler, menggunakan morfin atau menghisap kokain, dan lama kelamaan itu membuatku marah.

Bagaimana bisa sosok Ayah yang kukagumi ternyata seorang pecandu. Lebih menjengkelkan dia selalu melakukannya di belakang ibu.

Lalu di suatu malam, aku memberanikan diri menghampirinya. Dia tidak terkejut, justru menatapku penuh arti. Kami saling pandang sangat lama, dan keterkejutan balik menyerang. Aku terkejut karena dia begitu menikmati efek obat terlarang itu di hadapan anaknya.

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now