T w e n t y T h r e e

32.1K 3K 231
                                    

Aku merindukannya, Alam Semesta!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku merindukannya, Alam Semesta!

Detakan jantungku semakin tak beraturan ketika dr. Robinson berhasil memaksaku melangkahkan kaki ke ruangan dimana Steffani McKinley berada. Hanya dengan satu alasan tolol, aku memberanikan diri meninggalkan Jane yang sedang melakukan cuci darah bersama bibi Clara.

Entah apa yang terjadi. Sejak kepulangan dari New York, segalanya terasa tak sama lagi.

Braden semakin membentangkan jarak sementara diriku benar-benar kebingungan. Di minggu pertama penundaan pelelangannya, Braden menghentikan semua pekerjaanku. Dia memutuskan berbagai hal yang terjalin di antara kami.

Seolah dia sedang mempersiapkan diri untuk mengakhiri segalanya.

Saat itu. Aku berupaya mengerti. Juga mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum akhirnya kami bertemu dan melakukan hal tak terduga dengan mendatangi area balapan yang baru kutahu bahwa kegiatan gila itu pernah berada dalam kehidupannya.

Demi Tuhan. Menyaksikan sisi Braden yang berbeda justru membuatku semakin jatuh hati padanya.

Lalu di minggu kedua, dia kembali menghilang. Tidak memberiku kabar. Tidak memberiku kepastian. Sungguh aku berusaha lebih mengerti lagi. Informasi tentang kondisi ibunya yang memburuk sangat bisa menjadi alasan kenapa dia mengabaikanku.

Aku tahu perasaannya. Aku bisa merasakan perasaan itu.

Namun, aku pun tidak bisa memungkiri bahwa apa pun yang sedang terjadi malah semakin menyiksaku. Aku merindukannya. Sangat teramat. Kerinduanku terlalu besar sampai membuatku tidak bisa berpikir jernih.

Bahkan ketika menyadari betul tentang Braden yang tidak menyukai keberadaanku di hadapan Steffani McKinley, aku tetap mendatangi ibunya. Atau mungkin aku memang ingin membalas keegoisannya dengan berlaku egois juga.

Masa bodoh! Tepat di ambang pintu terbuka, aku berdiri di samping dr. Robinson sembari menahan pergejolakan di dalam sana.

Kami membeku, menyaksikan orang-orang di dalam ruangan yang sama dengan ruangan terakhir Jane tempati sebelumnya. Ruang rawat inap VIP yang terlalu besar dan memiliki fasilitas terbaik.

Tapi ruangan itu tampak berbeda sekarang, terlihat kecil karena banyak orang yang memenuhinya.

Aku tidak mengenal mereka terkecuali satu pria yang terlibat pembicaraan serius dengan tiga dokter, empat perawat, dan satu pasien yang terduduk di ranjang. Dengan setelan jas lengkap, pria itu bersedekap sembari mengangguk-angguk. Malangnya, dia bukan pria kucari.

Pria itu bukan Braden melainkan Michael.

Kenapa dia disini? Mana Braden?

Di sisi ranjang lain, ada seorang pria lebih tua yang sama-sama bersetelan jas. Dia sedang berbisik-bisik pada wanita di hadapannya.

Siapa mereka? Mana Braden?

Sepuluh orang itu belum menyadari kehadiran kami ketika dr. Robinson melirikku dan berbisik geli. "Bibi Steffani akan pulang malam ini. Jadi, mereka sedang merayakannya."

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now