F o u r t y T w o

23.9K 2.1K 254
                                    

Makanan selalu menjadi jalan keluar terbaik bagi siapa pun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Makanan selalu menjadi jalan keluar terbaik bagi siapa pun. Terutama bagiku, dan Braden mengetahuinya melebihi siapa pun. Bahkan aku tidak tahu bagaimana bisa dia mendapatkan fish and chip yang kusukai dari restoran Ronald di jam 02:15 dini hari.

Perutku begitu polos karena tidak memedulikan pemiliknya yang sangat kubenci. Menggelikan memang tapi aku tidak ingin mengeluh. Aku butuh asupan energi untuk hidup bersama Braden yang mengejutkan.

Braden menunda perbincangan serius kami saat Chase datang, membawakan banyak sekali makanan. Meski sedikit kecewa karena Jane sudah pulang, aku begitu menikmatinya. Rasanya lebih baik seperti itu. Aku akan kembali mengamuk jika melihat Emma Clark atau pun Mary.

Jujur saja, aku sedang sensitif sekarang.

Setelah menghabiskan beberapa piring, aku menolak tawaran Braden yang ingin membantuku ke kamar mandi. Aku sanggup mengurus kebutukanku dengan sebelah tangan diinfus. Terlebih Braden terlihat begitu kelelahan, mesti mengurus dirinya juga.

Malangnya dalam kondisi seperti itu, aku menghabisi waktu cukup lama untuk menggosok gigi dan membasuh wajah.

Karena ruangan inap begitu luas, dan kamar mandinya agak menjorok ke dalam di satu sudut, aku membuka pintu tanpa disadari siapa pun sementara suara tajam Braden terdengar. "Aku akan berbicara pada ibu dan bibi Tiffani untuk memikirkan kembali pernikahanmu."

"Entahlah, Brady. Aku masih berpikir bahwa melarikan diri bersama Gwen adalah jalan terbaik," jawabnya sembari terkekeh geli.

Itu pasti dr. Robinson. Tak ada suara pria selembut suaranya.

Entah mengapa, aku melangkah mundur. Kembali menarik perlahan tiang infus sebelum menutup pintu tapi tak benar-benar menutupnya. Terhalangi dinding aku tidak bisa melihat mereka. Begitu juga sebaliknya.

"Jangan memancingku." Suara Braden berupa bisikan dingin. "Aku sedang lelah."

Jelas sekali dr. Robinson sedang menggoda Braden. "Saat aku lelah di ruang operasi, aku hanya butuh menertawakan lelucon kecil untuk menghilangkannya."

Braden mendengus sinis. "Aku tidak ingin tertawa sekarang."

"Lupakan tentang pernikahanku. Terlebih tanggalnya sudah ditetapkan." dr. Robinson mulai serius. "Mau menceritakan secara detail apa yang terjadi pada Gwen?"

Aku tak mendengar suara Braden. Atau mungkin dia memberi jawaban dengan menggeleng kepala. Jeda cukup lama sebelum dr. Robinson kembali membuka mulut. "Pelelanganmu. Aku tahu pelelanganmu sejak awal, Brady."

Mengeratkan genggaman di tiang besi, aku menahan napas. Entah terkejut atau tidak. Yang pasti aku nyaris menyerah menguping karena ingin melihat Braden.

Tapi suara dr. Robinson berikutnya menahanku. "Mina yang memberitahuku. Dia pernah menemukan dokumen pelelanganmu ketika bekerja di gedung McKinley."

Braden McKinley - Lover Of Virgins [Complete]Where stories live. Discover now