||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||
Setelah dari rumah sakit, mereka kini berada di cafe, mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.
"Sayang! Gimana dong, kalo Tiana ngomong sama mama kamu, kita ada hubungan lain," gadis itu khawatir dengan perubahan Tiana yang akan menjadi bomerang baginya nanti.
"Enggak sayang, aku jamin dia nggak akan bilang apa-apa ke mama," Alva mencoba menyakinkan kekasih gelapnya itu.
"Lagian udah punya tunangan masih aja ganjen," celetuk Vivin gadis yang ikut bersama mereka tadi.
"Heh lo nyalahin gue? Cinta kita nggak salah," ucapan gadis bernama Denia itu, membuat mereka ingin meremas mulut gadis itu.
"Cinta emang nggak salah, tapi cara lo berdua yang salah," kesal Vivin, walaupun ia berteman baik dengan Denia, namun ia tak membenarkan kelakuan temannya itu.
"Duh tiba-tiba gue mules," sahut Putra seraya memegang perutnya.
"Gue juga Put, pulang yuk," ajak Josua pada Putra, ia tau sebenarnya temannya itu hanya berpura-pura. Mereka sebenarnya muak dengan gadis didepannya, hanya saja ia adalah kekasih dari Alva sahabat mereka, sehingga mau tidak mau mereka dengan terpaksa berteman dengan gadis centil ini.
"Kita duluan Al," setelah mengatakan itu Putra dan Josua, meninggalkan Alva, Denia, Vivin, dan Lina.
Vivin dan Lina menatap mereka yang sudah beranjak keluar dari cafe dengan tergesa-gesa, bisa-bisanya mereka ditinggalkan disini bersama dua orang gila dihadapan mereka.
"Gua duluan juga, soalnya nyokap gua udah nelfon," bohong Vivin, Lina, Alva, dan Denia menatap Vivin dengan heran.
"Kapan nyokap lo nelfon? Lo dari tadi nggak megang hp," tutur Denia, Vivin gelagapan haduh rumit bisa-bisanya ia berbohong tak tau situasi.
"Anu... Make mata batin, dah lah gue pamit, udah jam 3 sore," tanpa berkata-kata banyak, Vivin berdiri dan berjalan keluar Cafe.
Kriett... Mereka menoleh kearah Lina yang juga sudah berdiri. "Gue balik juga ya, dah semoga nggak dapet karma."
"Lo k-" belum saja Denia menyelesaikan ucapannya, Lina sudah lebih dulu meninggalkan Alva dan Denia.
Denia mengenyit aneh sekaligus kesal pada mereka. "Sayang gimana dong," Denia bergelayut manja pada Alva.
"Jangan khawatir aku pastiin nggak akan terjadi apa-apa," ucap Alva ia mengelus kepala Denia, Denia tersenyum ia menyandarkan kepalanya di bahu Alva, sungguh romantis bukan untuk sebuah ukuran pelakor.
YOU ARE READING
NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓
ActionNgakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur. Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri. Bagaimana jadinya jika Felicia si gadis galak dan bar-bar bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bernama Tiana. Mampukah gadis itu...