6. Kelakuan Vio

96.1K 9.6K 126
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Brummm....Brummmm....

Motor laki-laki yang belum diketahui namanya itu, melaju dengan kecepatan sedang, jika saja ia tidak membonceng gadis dibelakangnya ini, mungkin ia sudah sampai di sekolahnya.

"Lo sekolah dimana sih?" Tanya laki-laki itu.

"Hah apa?" Bukannya menjawab Vio malah bertanya balik.

"Budeg nih orang," kesal laki-laki itu.

Plakkkk...

"Aduh," ringis laki-laki itu saat Vio memukul helmnya.

"Heh lo ngatain gue," lihatlah saat dirinya bertanya dimana sekolahnya, gadis ini tidak mendengarnya, apa dia pura-pura tuli.

"Lagian lo ditanya hah hoh hah ho, lo sekolah dimana juminten."

"Juminten... Juminten, nama gue Vio ye."

"Kagak nanya," celetuk laki-laki itu.

Plakkkk...

"Aduhh, woi lo hobi banget mukul orang."

"Lagian lo ngeselin, gue sekolah... dimana ya?" Entah mengapa ia lupa dimana ia bersekolah.

"Astagfirullah jamet, lo ngapa dah, udah budeg, bego, pikun lagi," ngegas laki-laki itu, cih mengapa dia harus bertemu gadis macam itu.

Vio melotot, hei apa-apaan laki-laki itu. "Ngatain gue lo heh, gue cekek mampus lo," kesal Vio.

"Diem dah, kesel gue," laki-laki itu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sudahlah ia takkan bertanya lagi, dilihat dari seragam gadis itu sepertinya dia dari SMA SATURNUS.

"Lah! tadi ngapain gue tanya bego," gumam laki-laki itu.

Berapa menit kemudian akhirnya mereka sampai didepan sekolah Vio, Vio menatap gerbang sekolahnya, namun siapa sangka banyak murid yang menatap kearahnya.

"Gue berasa jadi artis uhuyy," ucap Vio dengan pede, inilah dia semenjak dari rumah sakit, tingkat kepedeannya melunjak hingga 100%.

"Ck, turun lo," ujar laki-laki itu, dengan hati-hati Vio turun dari motor.

"Makasih ya," setelah mengatakan itu Vio kemudian berbalik melangkah masuk kedalam area sekolah, namun baru beberapa langkah suara laki-laki itu menghentikannya.

"Woi, helm gue! haiss," teriakan laki-laki itu membuat dirinya jadi pusat perhatian, hadeh belum membuka helm saja sudah banyak yang melirik apalagi jika ia membuka helmnya.

Vio yang mendengar itu lantas meraba kepalanya. "Waduh, bego banget sih gue," gumamnya. Ia kemudian kembali mendekat kearah laki-laki itu, ia lalu membuka helmnya, dan benar saja para murid yang baru datang ke sekolah menjadi kaget.

Anjirr itu kan si Tiana.

Wadidaw Tiana coy.

Parah banget ngab berubah.

Woah cantik anjerr

Kok jadi imut

Lah bukannya si cupu Yee

Lah lah berubah banget

Itulah ucapan-ucapan yang keluar dari bibir para murid, Vio yang mendengarnya semakin ingin menyombongkan diri, lihat saja dia akan membalas orang-orang yang pernah menginjak harga dirinya.

"Hehehe, ini helm lo," cengir Vio sembari memberikannya pada laki-laki itu.

"Hadeh, dahlah sana," ia jengah terhadap gadis didepannya ini, baru bertemu sudah buat dirinya naik darah.

"Ye bawel, makasih, eh btw nama lo siapa?" Tanya Vio.

Bruummmmm...Brummmm..

Laki-laki itu menatap Vio. "Gue Radit, dahlah gue duluan," setelah mengatakan itu laki-laki bernama Radit itu lalu menjauh dari area sekolah Vio, syukurlah dia terbebas dari gadis ceroboh itu.

"Hati-hati sayang," teriak Vio, Radit yang masing mendengarnya lantas melotot, tidak hanya dia saja namun seluruh murid bahkan Alva yang baru datang, menyaksikan itu.

"Bagus," suara itu mengalihkan pandangan Vio, ia menoleh kesamping, disana ada Alva yang masih berada diatas motor.

"Waduh ada AlvaMidi, kaborr," tanpa basa-basi Vio berlari, Alva yang melihat itu lantas melajukan motornya mengejar Vio.

"Mampus lo, gue tabrak entar, mati Lo," tutur Alva, ia berada tepat dibelakang Vio. Vio berlari kekoridor, semua itu tak lepas dari tatapan para murid termasuk selingkuhan Alva.

"Hadeh, mengcape njir," Vio ngos-ngosan sendiri, ia menyeka keringat di dahinya. Alva tersenyum miring, ia kemudian berbelok keparkiran sekolah.

Vio berjalan kelantai dua gedung sekolah. "Tiana," dari arah belakang ada yang memanggil namanya. Ia kemudian berbalik, disana ada dua siswi berlari kearahnya.

"OMG hellow, lo bener-bener berubah ngab," siswi berbando membolak-balikkan tubuh Tiana hingga gadis itu merasa pusing.

"Duh pusing nih gue gebleng," ucap Vio.

"OMG hellow, gue kata juga apa, dia berubah Nis," heboh gadis itu.

"Lo pada siapa sih, ganggu aja," kesal Vio, pasalnya ia tak tau siapa gadis yang berada didepannya ini.

"Eeee, lo amnesia apa gimane, ngadi-ngadi nih bocah," sahut gadis berambut sebahu.

"Gue lupa dah," bohong Vio, ya karena dia bukanlah Tiana.

"Berubah sih berubah tapi nggak sampe amnesia juga kali."

Vio terdiam sejenak, ia sedang memikirkan sesuatu. "Aaa...Lo Nissa kan dan lo Kia," ucap Vio.

Kedua gadis itu menatap Vio tanpa ekspresi. "Auh ah punya temen ngga ada akhlak," ia kemudian menarik tangan Vio dan membawanya menaikki tangga menuju kelantai dua, dimana kelas mereka berada.

"Eh btw lo kok bisa berubah?" Tanya Kia heran.

"Kagak tau, gue mimpi dapet hidayah," celetuk Vio dengan asal.

"Haaa gue kenapa?" Seketika mereka berhenti, mereka melirik kearah salah satu siswa yang barusan lewat.

"Lo ngapa dah," ucap Nissa.

"Lah lo ngapain nyebut nama gue," kata siswa itu.

"Lah emang kita ngomong apa?" Tanya Vio.

"Mimpiin Hidayat."

"Heh lo ganteng-ganteng budeg ya gue bilang hidayah bukan Hidayat, Auh ah gelap," ucap Vio, ia kemudian berjalan meninggalkan mereka.

"Hidayat dodol," setelah mengatakan itu Nissa dan Kia mengikuti langkah Vio, Hidayat sendiri menatap aneh.

"Lah salah gue dimana!" Gumamnya pada diri sendiri.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now