Lucx

61.4K 7.4K 145
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Vio gelagapan. "Aneh lo," ujar Vio

Ia memalingkan wajahnya kearah lain, ia tau jika Kenan mempunyai sisi lain, maksudnya mempunyai kepribadian lain, yang bernama Lucx, Lucx bisa merasakan aura-aura dari dalam tubuh seseorang, maka dari itu Vio khawatir jika auranya bisa diketahui oleh Kenan.

Lucx muncul pertama kali, pada saat mereka berlibur disalah satu villa dipuncak bersama keluarga Zen dan Kenan, saat makan malam Kenan jatuh pingsan, ia pingsan selama enam jam, pada saat terbangun warna matanya berubah, ya hal itu tentu saja membuat mereka terkejut, apalagi kedua orang tua Kenan.

Dan ternyata Lucx lah yang masuk kedalam tubuh Kenan, entah sampai kapan dia berada didalam sana, seiring waktu mereka bisa menerima Lucx, ia pun hanya muncul 2x dan itu pada saat mereka baru menginjakan kaki disekolah menengah pertama.

"Lica," tutur Kenan membuat Vio terdiam.

Kenan mengenyit, ketika merasakan aura yang berbeda dari tubuh Vio, ia memandang Vio datar. "Kau... Kau Lica?"

"Heh ngadi-ngadi, Lica siape," elak Vio, ia mencoba untuk senormal mungkin.

Kenan memejamkan matanya, tak lama kemudian ia kembali membuka matanya. "Aisss," geram Vio ketika melihat mata Kenan berubah warna sebelah, mengapa Lucx harus muncul lagi.

"I know Lica, kau tidak bisa membohongi ku," dengarlah yang sekarang berbicara adalah Lucx, ditandai dengan cara bicaranya yang berubah.

"Mengapa kau muncul," gumam Vio memelas.

"Aku tidak tau, mengapa kau berada di raga gadis ini?" Tanya Lucx.

"Kau pasti tau apa jawabannya," ujar Vio a.k.a Feli.

"Cih, apa ini ulah dia?" Tanya Lucx.

"Kau benar," semua itu tak luput dari pandangan Zaki dan teman-temannya.

"Liat noh, tuh monyet berdua lagi ngomongin apa sih, ngomong kok nggak kedengaran, ya kali make bahasa monyet," Zaki adalah tipe laki-laki yang suka menistakan orang lain, pasalanya mereka tak mendengar obrolan Vio dan Kenan.

"Si Kenan mau nembak Vio kali," kata Rei dengan asal.

"Vio yang kayak bidadari mau sama remahan rengginang, ha...ha...haha, nggak mungkin," ejek Zaki.

"Muka lo tuh yang kayak remahan kripik!" seru Jerry.

"Cepet banget ya mereka akrabnya," timpal Ethan saat melihat Vio dan Kenan sedang berbincang-bincang.

Drttt...Drrttt...

Ponsel Dino berdering, ia kemudian menatap layar ponselnya, nomor tak dikenal.

"Halo," ucap Dino saat sudah menekan tombol hijau.

"Maaf ini yang mesen makanan tadi ya?" Tanya kurir disebrang sana.

"Ohh iya pak."

"Saya sudah berada dilobi rumah sakit."

"Iya saya kesana sekarang," Dino kemudian berdiri dan menatap teman-temannya.

"Nah Januar bantuin gue ngambil makanan dibawah," ujar Dino seraya keluar dari ruangan, Januar kemudian berdiri dan mengikuti langkah Dino.

"Mabar yuk gue bosen," kata Zaki.

"Okelah," mereka kemudian memiringkan ponsel masing-masing dan mulai bermain game.

Sementara Vio dan Kenan masih saja berbincang-bincang mengenai apa yang terjadi terhadap Vio.

"Bantuin gue balik lagi ke ra_"

Drttt...Drttt...

Ucapannya terhenti ketika ponselnya berbunyi, ia kemudian menengok siapa yang menelfonnya.

"Ngapain lagi njir," kesal Vio, saat melihat nama AlvaMidi tertera disana, tanpa berlama-lama ia kemudian menjawab telfonnya.

"Apa?" Garang Vio.

"Dimana? Lo bolos heh," omel Alva disebrang sana.

"Duh lo ganggu aja njir, serah gue, AlvaMidi gue bolos apa enggak itu bukan urusan elo," setelah mengatakan itu Vio mematikan sambungan telponnya.

Drrtt... Drtt....

Ponselnya kembali berbunyi ia benar-benar kesal sekarang, tanpa melihat siapa yang menelfonnya ia kemudian langsung menekan tombol hijau.

"Apaan si AlvaMidi AlvaMart Alvatihah," kesal Vio, apa mereka tak bisa membiarkannya melepas rindu dengan sahabatnya itu.

"Dimana?" Vio mengenyit heran ketika mendengar suara yang terdengar asing ditelinganya.

"Lah lo siape ngab?" bukannya menjawab Vio malah bertanya balik.

"Kenzo," bahhh Vio melebarkan kedua hidungnya, dari mana Kenzo mendapatkan nomornya.

"Dapet darimana nomer gue pacar pertama?" Tanya Vio.

"Lo yang ngasih," jelas Kenzo, ah iya Vio lupa ia sendiri yang menyimpan nomor ponselnya pada Kenzo dkk.

Kenan menatap Vio dengan tatapan bertanya-tanya, ide jahil terlintas dibenaknya.

"Sayang udah selesai mandi belom," Vio mentap kaget kearah Kenan, tak hanya dia namun Zaki dkk juga menatap kaget kearahnya.

"Diem lo anak dakjal," ucap Vio.

"Siapa?" Tanya Kenzo disebrang sana.

"Nggak ada siapa-siapa itu tv," ucap Vio.

"Siapa?"

"Nggak ada."

"SIAPA?" bentak Kenzo, membuat Vio refleks menjauhkan ponselnya itu dari telinganya.

"Woi lo kesurupan ya, make teriak segala," kesal Vio, ada apa dengan laki-laki itu.

"Pulang," ucap Kenzo dengan datar.

"Pulang atau putus," Vio melongo tak percaya, apa-apaan itu belum jadian sudah lebih dulu jadi mantan? Apa Kenzo stress.

"Sih ngigo kali lo, blom juga jadian udah putus deluan," ujar Vio membuat mereka yang berada disana tertawa.

"Putus doang, pacaran kagak," teriak Kevin, Vio menatap tajam kearah mereka, bukannya takut mereka malah semakin tertawa.

"Sekarang lo pacar gue nggak ada penolakan."

"Ee_"

Tuttt...Tutt... Vio menatap layar ponselnya, ia yakin Kenzo sudah gila.

"Cowok lo?" Tanya Kenan.

"Bukan Ran," Vio menyebut nama panggilannya dulu pada Kenan.

Kenan terdiam. "Gue kangen lo sama Zen," ujarnya.

"Lo kenapa tiba-tiba ngilang ha?" Vio menatap tajam pada Defran.

"Nanti gue jelasin, dan kayaknya setelah sembuh, kita bertiga harus kumpul dulu," tutur Kenan.

"Okelah, entar gue kabarin si Zen, mungkin lo bakalan di tonjok sama uang Zen," ucapan Vio membuat Kenan terkekeh, ia sungguh merindukan kedua sahabatnya itu.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang