16. Kenzo vs Alva

69K 8.2K 331
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Deggg....

Kenzo menatap lekat kearah Vio, Alva dan teman-temannya berjalan dibelakang Vio, bisik-bisik terdengar disana, para kaum adam tak henti-hentinya memuji kecantikan Vio.

Kenzo dan teman-temannya juga terbengong melihat Vio dan para most wanted sekolah ini, Radit mengenyit ketika mengenali gadis itu. "Lah si bontot," kata Radit, mereka kemudian menatap kearahnya.

"Lo kenal?" Tanya Fandi.

"Ya iya itu yang gue ceritain kemaren," Radit memincingkan matanya melihat Vio.

"Maksud lo cewek yang lo goncengin itu?" Tanya Edo memastikan.

"Bontot," bukannya menjawab Radit malah berteriak, antensi semua murid beralih menatap kearah Radit.

"Duh lo mah baru pertama sekolah udah malu-maluin," Dion menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Vio sendiri menatap kearah Kenzo dan teman-temannya, dan seketika pula matanya membulat. "Sayang," teriak Vio, ia berlari kearah mereka.

"Eh anjir itu cewek yang malam itu kan?" Tanya Edo.

"Bego banget kampret, gue kata juga apa," dumel Radit ketika mendengar pertanyaan Edo.

Mereka kembali menatap Vio yang sedang berlari kearah mereka. "Lah iya yang meluk Kenzo kan," timpal Dion.

Radit yang mendengarnya ternganga, ada apa ini pikirnya, Vio dengan senyum merekah, semua itu tak luput dari pandangan semua murid termasuk Alva dan teman-temannya.

"Ihh ketemu lagi kan," Vio mendekat bergelayut di lengan Radit, Radit sendiri mengusap wajahnya, pupus sudah harapannya untuk menjauh dari gadis cerewet ini.

"Eh neng gemesh ketemu lagi," sapa Fandi, Vio melepaskan tangannya ia menatap mereka.

"Lah iya kalian kan yang waktu itu," ucap Vio, mengingat bahwa merekalah yang berada di supermarket malam itu.

"Nah pinter," kata Edo.

Vio kemudian beralih berdiri ditengah-tengah antara Edo dan Dion ia merangkul kedua tangan laki-laki itu.

"Sekolah disini kan? ayok gue anterin ke ruang kapsek," tawar Vio, ia berbalik saat akan melangkah, ia tiba-tiba tertarik kebelakang, ternyata Kenzo-lah pelakunya, ia menarik kerah seragam Vio.

"Aduh pacar pertama, lo apaan sih narik gue kek gitu, kecekek gue njir," celetuk Vio, ia masih merangkul tangan Edo dan Dion.

"Lepas," titah Kenzo, Vio menaikkan sebelah alisnya menatap bingung pada Kenzo, entah kepada siapa dia berucap.

"Lepasin mereka," lanjut Kenzo.

Vio berdecak. "Ya iya lepasin tangan lu dari baju gue."

"Gue bilang lepas ya lepas," ucapan Kenzo membuat hawa disekitar menjadi dingin, bah ya iyalah dingin orang masih pagi.

Edo dan Dion yang mengerti lalu melepaskan rangkulan Vio. "Lah pacar-pacar gue," Vio sepertinya sedang mengharem.

Kenzo beralih menggenggam tangan Vio, mereka belum mengerti dengan situasi ini, Kenzo menarik Vio berjalan ke koridor sekolah, tak ada pemberontakan tau drama yang keluar dari mulut Vio, baginya dipagi hari yang cerah ini rezeki tidak boleh ditolak, namun baru beberapa langkah, sebuah suara menghentikan mereka.

"Lepasin nggak!" Seru Alva dibelakang sana, ia sedari tadi mengamati mereka.

Kenzo dan teman-temannya kemudian berbalik. "Duh lupa lagi kalo masih ada si kingkong," gumam Vio.

Alva berjalan mendekat kearah mereka. "Lepasin tangan lo dari tunangan gue," ujar Alva dengan nada dingin.

"Nggak," satu kata itu dibalas oleh Kenzo, ada apa dengan kedua lelaki tampan ini.

"Kesini lo," intruksi itu ditujukan Alva pada Vio, namun Vio tak bergeming dikarenakan genggaman Kenzo yang kuat.

"Gue bilang kesini," lagi-lagi Alva bersuara dengan dingin, Vio menggerutu dalam hati, bagaimana agar Alva menjauh darinya sungguh ia merusak suasana, matanya tak sengaja melihat Denia, yang sedang menatap dirinya dengan tajam.

"Mending noh lo apelin selingkuhan lo, gue mah bodoh amat, gue punya banyak doi jadi nggak masalah kalo lo gue sumbangin ke yang lebih membutuhkan," kekeh Vio, hal itu membuat hati Alva menjadi nyeri, apa Vio kira dirinya adalah barang, dan ini penghinaan baginya.

"Woi pelakor, ambil nih selingkuhan lo," teriak Vio pada Denia, teriakan itu mampu membuat Denia malu pasalanya dicap sebagai pelakor bukanlah sebuah penghargaan.

"Nah sana lo, gue mau pacaran dulu," setelah mengatakan itu Vio menarik Kenzo disusul oleh teman-temannya, ia sendiri tidak pusing dengan Alva, siapa yang memulai maka dia juga yang harus menyesalinya, jika saja Alva tak memperlakukannya seperti ini maka Vio pastikan Alva akan selalu nomor satu di ginjalnya, mereka menatap Vio sebegitu dekatnya kah dia dengan murid baru itu, sungguh beruntung dirinya dikelilingi oleh laki-laki tampan.

"Itu tunangan lo?" Tanya Radit secara tiba-tiba, mereka berjalan menuju ruang kepsek.

"Iyap."

"Dia selingkuh?"

"Iyap."

"Dan lu nggak marah gitu?" Tanya Dion.

"Kagak lah, ngapain gue marah, gue nggak mau ngabisin waktu gue hanya untuk laki-laki yang sama sekali nggak ngehargain pasangannya," bah bijak sangat dirinya.

"Gue suka nih yang begini!" seru Edo, seraya bertepuk tangan kecil.

Tak ada yang menyadari jika tangan Kenzo dan Vio masih bertautan, entah mengapa saat berada disamping Vio, Kenzo merasa ada getaran aneh, apakah ini yang namanya lapar😗.

"Fix kalian pacar gue," tutur Vio, mereka berlima melotot kearah Vio.

"Dih seenak mata lo ngomong kek gitu," kata Radit.

"Seharusnya lo bersyukur macarin cewek secantik gue," mereka seperti ingin membanting Vio.

"Macam tak betul nih budak." Kata Dion.

"Nah pacar pertama gue ini," Vio melirik kearah Kenzo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nah pacar pertama gue ini," Vio melirik kearah Kenzo.

"Sarap nih orang," gumam mereka.

Ahh Kenzo sendiri hanya menyimak pembicaraan mereka, toh mungkin hanya dia satu-satunya yang akan memiliki Vio, yakin sekali dirimu nak.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now