Di culik om-om

60.8K 6.4K 102
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Beberapa menit menunggu jemputan bocah ini, Vio merasa suntuk dan tentunya mengantuk, matanya ingin sekali terpejam.

Tak lama kemudian sebuah mobil berwarna hitam, seorang pria tampan keluar dari mobil.

"Abang," Vio dan Nara kemudian berdiri, Nara memeluk kakaknya itu, pria itu juga membalas pelukan adiknya.

"Udah kan? Gue mau pergi," ucap Vio, ia kemudian menyeret kopernya menjauh.

"Kak," langkah Vio terhenti, ia kemudian menoleh kebelakang.

Nara menatap abangnya. "Bang kakak itu udah nolongin Nara dari preman," ujar Nara, ia menunjuk Vio.

Pria itu menatap Vio, Vio memang menyukai pria tampan tapi kalo sedang mengantuk begini, pria setampan aktor Hollywood pun lewat.

"Ck," Vio berdecak, untuk apa ia masih berdiri disana, sebaiknya ia pergi dan mencari kos terdekat.

Vio kemudian melangkah meninggalkan dua orang tadi. "Kakak ikut Nara aja," tutur Nara.

"Nggak usah makasih," tolak Vio tanpa menoleh.

"Kakak mau tinggal dimana?" Nara tau jika Vio pasti pergi dari rumah pasalnya dilihat dari barang-barang yang ia bawa.

"Dilampu merah," balas Vio, ia masih berjalan tanpa sekalipun menengok kebelakang.

"Bang, biar dia nginep dirumah ya bang," Nara menatap abangnya yang sedari tadi diam.

"HemmM," tanpa basa-basi pria itu berjalan mengikuti Vio.

"Eee," kaget Vio ketika kedua kopernya ditahan, ia kemudian berbalik menatap pria berwajah datar itu.

"Apaan sih, lepasin nggak," ujar Vio, ada apa dengan pria bodoh ini.

"Masuk kedalam mobil," titah pria itu.

"Nggak, lo berdua pulang aja sana," usir Vio, sungguh ia tak ingin berurusan dengan orang lain.

"Masuk nggak," tegas pria itu.

"Kagak njir, lepas nggak, lepass," Vio memelototi pria itu, karna merasa geram pria itu kemudian tiba-tiba mengangkat Vio seperti karung beras.

"Mama aing diculik om-om," teriak Vio, Nara yang melihat itu tertawa keras.

"Bawa kopernya," titah pria itu pada Nara, Nara kemudian mengambil koper Vio dan membawanya masuk kedalam mobil.

Pria itu membuka pintu mobil dan mendorong Vio masuk kedalam.

"Pelan-pelan bisa nggak!" kesal Vio, pria itu hanya menatap Vio datar, setelah itu ia menutup pintu mobil.

Nara memasukan koper itu dibagasi mobil, setelahnya ia masuk kedalam mobil dan duduk disamping kemudi.

Pria itu melajukan mobilnya, Vio menatap kesal kearah kakak-beradik itu, apa mereka sejenis orang yang suka memaksakan kehendak.

Karna merasa mengantuk, Vio lalu menutup matanya dan menyandarkan kepalanya dikaca mobil.

Beberapa menit kemudian mereka sampai dirumah mewah berlantai tiga, mobil itu memasuki area rumah.

Mereka mengenyit ketika tak ada suara dari belakang, kedua orang itu kemudian berbalik, dan ternyata Vio sudah ketiduran.

"Bang dia tidur," ucap Nara.

"Pegangin badannya, abang bakalan buka pintunya," Nara kemudian mengangguk, ia berpindah kekursi belakang, Nara menahan tubuh Vio agar ketika kakaknya membuka pintu, Vio tidak terjatuh.

Abang Vio kemudian membuka pintu mobil, ia  menggendong Vio ala bridal style, dan membawanya masuk kedalam disusul oleh Nara.

Nara jalan terlebih dahulu, ia membukakan pintu rumahm

"Loh bang, itu siapa?" Tanya seorang wanita paruh baya ketika melihat putra sulungnya menggendong seorang gadis.

"Tanyain sama Nara," balas pria itu.

"Bang tidurin aja dikamar Nara," ucap gadis itu, tanpa basa-basi pria itu menaiki tangga dan membuka kamar adiknya, ia meletakkan Vio dikasur, jika dilihat-lihat gadis ini sungguh cantik.

Setelah menatap wajah Vio beberapa saat, pria itu kemudian keluar dari kamar, ia turun kembali kelantai bawah.

"Jadi ceritakan sayang," ucap mamanya, mereka kini berad diruang keluarga, pria itu mendekat kearah mereka dan duduk disofa.

"Tadi Na_"

"Ada apa ini rame-rame!" ucap pria paruh baya yang baru saja datang, ia masih menggunakan setelan jas mungkin pria paruh baya itu habis dari kantornya, ia duduk disebelah istrinya.

"Tadi Nara pulang dari main sama temen, temen Nara sebenernya mau nganterin pulang, tapi Nara tolak, Nara hubungin bang Radit tapi nggak dijawab, ya udah Nara jalan kaki nungguin taksi, tapi ada preman deketin Nara, mau ngambil tas Nara, tau nggak preman itu ancem Nara buat nusuk mata Nara kalo nggak nyerahin barang-barang Nara, untung aja ada kakak tadi, dia yang bonyokin dua preman itu," jelas Nara, ketiga orang disana menyimak penjelasan Nara, antar kaget dan bersyukur karena tak tejadi apa-apa pada Putri mereka.

"Kok bisa sama kalian?" Tanya mamanya.

"Kakak itu juga nemenin Nara nungguin bang Rezan, Nara takut sendiri," jawab Nara.

"Kenapa nggak bawa pulang aja kakaknya?" Tanya papanya.

"Mungkin kakak itu pergi dari rumah pa, soalnya kakaknya bawa dua koper."

"Besok aja kita nanya langsung sama gadis itu," ucap mamanya.

"Mang Oji," panggil Nara, mang Oji yang sedang berada didapur lalu berjalan dengan langkah cepat.

"Ada apa non Ara?"

"Tolong bawain dua koper dibagasi mobil ya, taroh aja didepan kamar Nara," jelasnya.

"Siap non," mang Oji kemudian berjalan keluar rumah.

"Ma, pa, bang, Nara mau kekamar dulu, Nara ngantuk," Nara kemudian berjalan menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya.

Sementara mereka yang berada dilantai bawah saling bertatapan. "Sudahlah kalian tidur sana," ucap mamanya, pria bernama Rezan itu kemudian berjalan menaiki tangga, mama Rezan kembali kedapur, dan suaminya berjalan masuk kedalam kamar.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu