Ngakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur.
Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri.
Bagaimana jadinya jika Felicia si gadis galak dan bar-bar bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bernama Tiana.
Mampukah gadis itu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||
Tokk... Tokkk...
Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan mereka.
"Biar Nara aja yang buka bang," Nara kemudian berjalan menuju pintu utama.
Ceklekk..
"Kakak siapa?" Tanya Nara saat melihat laki-laki dihadapannya, siapa lagi jika bukan Zen, sebelumnya Vio sudah mengirim lokasi rumah Radit pada Zen saat diperjalan pulang tadi.
"Apa disini ada Vio?" Tanya Zen.
"Kakak Vio, ohh... Ada didalam kak, masuk aja," Nara kemudian membawa Zen masuk keruang tengah, disana ada Vio dan Radit.
"Kak Vio," Radit dan Vio kemudian berbalik.
"Zen," ucap Vio saat melihat Zen.
"Duduk kak," ujar Nara pada Zen, ia kemudian duduk disofa berhadapan dengan Radit, Radit menatap Zen dengan sebelah alis yang terangkat.
"Hari ini gue bakalan pergi, makasih udah nampung gue seharian," ucap Vio pada Radit.
"HemM," Radit hanya berdehem menanggapinya.
"Apa dia saingan bos gue ya," batin Radit. Matanya tak lepas dari Zen, Zen yang mengenyit ketika ditatap oleh laki-laki didepannya itu.
"Gue ambil koper dulu," Vio kemudian naik ke lantai dua untuk mengambil kopernya.
"Nara nyusul kak Vio dulu," Nara kemudian menyusul Vio ke lantai atas.
Kini tinggal Zen dan Radit yang berada disana. "Ehmm," dehem Radit.
"Nama lo siapa?" Tanyanya.
"Zen, lo?" Tanyanya balik.
"Radit, lo siapanya Vio."
Zen menimang-nimang dahulu. "Kepo," ujarnya.
Radit melayangkan tatapan tajam kearah Zen, dan dibalas dengan serupa oleh Zen.
"Loh bang siapa?" Tanya mamanya yang baru masuk kedalam rumah.
"Eh," mereka menoleh pada kedua orang tua Radit.
"Ini mah, babunya Vio," perkataan Radit membuat Zen ingin menonjok laki-laki dihadapannya ini.
