Menceritakan

56.1K 5.7K 102
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Tokk..
Tokk...
Tokk...

"Haris bangun nak," ucap seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ny.Diana.

"Iya ma Haris udah bangun," balas laki-laki itu dari dalam kamar.

"Kamu mandi, trus sarapan," tutur Ny.Diana

"Iya ma," Diana kemudian menjauh dari kamar putranya, ia beranjak kemeja makan, dimana suaminya sedang duduk disana.

"Pa, mama nanti mau ke mall, liat toko mama, soalnya papa tau kan kalo mama ke Jakarta hanya dua bulan sekali buat meeting," Diana memang mempunyai toko disalah satu mall dijakarta yang menjual pakaian branded, mulai dari baju, stelan jas, sepatu, tas, jam tangan dan tentunya perhiasan lainnya, yang tentunya cukup menguras kantong.

"Nanti di anterin sama pak Johan ma, papa mau ketemu sama temen papa dulu," kata Tn.Zack.

"Iya pa."

"Dimana Haris?" Tanya suaminya.

"Mungkin sedang mandi," balas Ny.Diana

Tak berselang lama Haris muncul dari balik tembok, ia berjalan kearah meja makan dan duduk dikursi yang berhadapan dengan mamanya.

"Haris mau jalan-jalan sebentar keliling jakarta," ujar Haris seraya mengambil nasi goreng.

"Sama siapa?" Tanya mamanya.

"Sendiri lah ma, kan nggak kenal siapa-siapa," balas Haris.

"Loh bukannya temen kamu Rahmat dijakarta?" Tanya mamanya.

"Duh lupa ma, hehehe," cengir Haris, mama dan papanya hanya menggeleng kepala melihat putranya.

Haris mempunyai teman bernama Rahmat, yang pindah ke Jakarta saat SMP kelas dua, dia adalah teman sekelas Haris.

~~==🦋🦋==~~

Kenzo dan teman-temannya sedang berada diperjalan menuju pantai, lokasi pantai tidak terlalu jauh hanya membutuhkan 2 jam perjalanan.

Seperti yang kalian duga, Vio satu mobil dengan Kenzo, sebenarnya Vio ingin semobil dengan Radit saja, namun karena paksaan Kenzo akhirnya Vio mengalah.

Vio memandang keluar, ia menatap gedung-gedung pencakar langit, ia rindu dengan teman-temannya, ibu panti dan pastinya ia rindu orang tua Zen dan Defran.

"Mengapa semua begitu berat dan rumit," batin Vio.

Kenzo melirik kearah Vio yang tampak murung.

"Kenapa?" Tanyanya.

Vio kemudian menoleh pada Kenzo. "Enggak kok," Kenzo menaikkan sebelah alisnya, ia fokus menyetir.

"Gue mau nanya," ucap Vio, tanpa menatap Kenzo.

"Apa?"

"Percaya nggak kalo gue bukan Vio," ucapnya seraya menatap kedepan.

Kenzo mengenyit, tidak mengerti dengan ucapan Vio. "Kalo gue bilang gue adalah jiwa yang masuk ke raga Vio gimana."

Lagi dan lagi Kenzo tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Vio. "Maksud lo?"

"Gue bukan Vio, gue Feli," gumamnya, namun masih bisa didengar oleh Kenzo. Sejenak Kenzo terkejut, namun ia tidak mengerti sama sekali dia bukan Vio tapi Feli?

"Kalo jelasin jangan sepotong-sepotong," ujar Kenzo, ia masih menatap jalan didepannya.

"Apa lo bakalan percaya?" Tanya Vio.

"Ck, belom juga ngomong, gimana mau percaya," celetuk Kenzo.

"Aiss nanti aja gue kasih tau, tapi untuk saat ini lo harus mastiin dulu prasaan lo ke gue, lu suka karna gue cantik atau karna sifat gue, karna gue nggak mau lo nantinya kecewa, ya walaupun kita blom jadian," jelas Vio, Kenzo melirik sekilas kearah Vio, mengapa gadis ini membicarakan hal yang tidak logis, dan tidak dapat dicerna.

"Udah ah lupain aja tadi, nanti gue kasih tau blom saatnya," Vio kemudian menyandarkan tubuhnya dikursi mobil, ia memejamkan matanya. Kenzo sendiri masih memikirkan ucapan dari Vio tadi, seperti ada yang gadis itu sembunyikan.

Tak lama kemudian mobil Kenzo berhenti dilampu merah, dibelakang ada mobil Radit dkk.

Vio membuka matanya perlahan karena merasa mobil tidak bergerak sama sekali, ia menoleh kesamping ternyata sedang berhenti dilampu merah, ia kemudian menurunkan kaca mobil, ia menoleh kesamping.

"Wihh cakep juga tuh cowok," ucap Vio saat melihat dua orang pria dimobil lain. Hidung mancung, bibir tipis, alis tebal, membuat Vio ingin membawa pulang kedua pria itu, sungguh ngga ada akhak.

Ditempat yang sama, Felix dan Ansell sedang berada diperjalan menuju mall, dibelakang ada mobil Mike dan Lucky, mereka kini terjebak lampu merah.

"Sepertinya para gadis di Indonesia sangat cantik," ucap Felix. Ansell menaikkan sebelah alisnya.

"Lihatlah ke kanan," ucap Felix, Ansell kemudian menatap kekanan, disana ada seorang gadis yang tertangkap basah sedang menatap kearah mereka, siapa lagi jika bukan Vio, merasa dirinya tertangkap Vio kemudian langsung mengalihkan pandangannya, Felix dan Ansell terkekeh gadis itu malu-malu kucing rupanya.

"Dia sangat cantik, seperti aku akan betah di Indonesia, tidak apa-apa kita tinggal lebih lama lagi," kekeh Felix ia kembali fokus menatap jalan didepannya.

"Cih, dasar," celetuk Ansell.

Sedetik kemudian lampu berubah menjadi hijau, mobil Kenzo lebih dulu melaju membelah jalan di ibu kota, hari ini mereka akan bersenang-senang sejenak.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang