Ngakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur.
Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri.
Bagaimana jadinya jika Felicia si gadis galak dan bar-bar bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bernama Tiana.
Mampukah gadis itu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||
Setelah sarapan tadi, Feli kini sedang bersantai ditaman belakang, seraya membaca novel, Zen sendiri sedang sibuk dengan laptopnya, ia duduk disamping Feli.
"Halo guys," suara itu membuat Zen dan Feli berbalik, disana ada Defran, Zaki, Brian, Neo, Ibra, dan Reinan, yang lainnya entah kemana, mereka berjalan mendekat.
"Ngapain?" Tanya Zen.
"Berdiri," jawab Brian.
"Bukan gitu ngab, njir," celetuk Zen.
"Duduk ayok, kok berdiri," ucap Feli.
"Heh dugong, lo mau duduk dirumput apa gimana," kesal Zaki.
"Ya udah pindah kedalam aja," mereka semua kemudian masuk kedalam mansion, dan duduk disofa ruang tengah.
"Ngapain jam segini dateng bertamu kayak orang kagak punya kerjaan," tutur Feli.
"Nggak tau sih kita lagi mager," kata Reinan.
"Ohh ya si Kenzo nikah bulan depan kan?" Tanya Feli.
"Ho'oh udah mau nikah dia, lah kita kapan,' kata Defran.
"Gimana mau nikah, elo aja pacaran sama berkas nggak jelas itu," ujar Zaki.
"Heh, gitu-gitu menghasilkan duit bermiliar-miliar ye."
"Bacot sia, gerah lama-lama liat lo semua," celetuk Ibra seperti sebuah kode.
"Ehemmm, leher gue kering cuk," timpal Zaki.
"Ck, bi Jum," panggil Feli, bibi Jum kemudian mendakat kearah mereka.
"Iya non."
"Tolong ambilin, air dong bi untuk mereka."
"Jus, atau sirup nih," sahut Defran.
"Air cuci piring aja bi," kata Feli, bibi Jum tekekeh mendengarnya, sementara yang lain memberikan tatapan tajam pada Feli, namun tak dihiraukannya, bi Jum kemudian melangkah kedapur.
"Istri lo nggak ada akhlak Zen," ucap Brian, pada Zen yang masih saja sibuk dengan leptopnya.
"HmM, nggak ada akhlak emang dia," balas Zen tanpa melihat kearah mereka.
"Kualat lo entar sama istri," ujar Reinan.
"Malah kebalik, dianya entar yang kualat," ketus Zen, Feli menatap sinis kearah Zen.
~~==🦋🦋==~~
Hari demi hari mereka lewati dengan kesibukan Zen seperti biasa ke kantor, dan Feli sendiri sudah bekerja disalah satu rumah sakit ternama sebagai dokter spesialis bedah.
