8. Bantai pelakor

88K 9K 137
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Beberapa jam kemudian....

Kringg.... kringg.... Sound bel telah berbunyi, kini para murid dibiarkan untuk beristirahat untuk mengisi tenaga.

"Oke materi kita sampai disini, minggu depan kita lanjutkan," setelah mengatakan itu guru yang mengajar dikelas, kemudian keluar.

"Laperr.... Oi LAPERRR," teriak Bayu, kini kelas menjadi ramai akibat teriakan dari para murid.

"LO RESE KALO LAGI LAPER," teriak Kia.

"SUARA LO PADA KAYAK TOA," kini Dio sang ketua kelas juga ikut berteriak.

"KITA NGGAK BUDEG," teriak Johan. Yang lain hanya mampu menutup teling.

"BERISIKKKKKK, MENDING BAYAR UANG KAS," teriak Melani bendahara kelas, semua langsung terdiam dan menoleh kearahnya.

"Em... Mending kita kekantin," ajak Vio, mencoba mengalihkan obrolan.

"Kagak ada, bayar uang kas dulu," tutur Melani.

"Udah sini mending kita ke kantin, nanti aja bayarnya," Vio mendorong Melani keluar dari kelas.

"Lo yang bayarin tapi."

"Nggak ada duit. Ferry yang traktir," Ferry yang sedang duduk diam dikursinya melotot kearah Vio, ia menaikkan sebelah alisnya.

"Lo banyak duit," Vio kemudian keluar dari kelas menuju kantin, yang lainnya tak urung mengikuti langkah Vio, sementara Ferry menghela nafas ia, laki-laki yang mempunyai sifat agak pendiam itu terpaksa mengikuti mereka.

Semua anak-anak kelas XI IPA 2 berjalan di koridor secara bergerombolan dengan Vio yang didepan, mereka bagaikan murid yang akan tawuran, banyak yang menatap mereka mungkin iri karena lihatlah sekarang, mereka bagaikan anggota geng.

"Cih, berubah gimanapun dia ngga bakalan cantik," cibir salah satu siswi. Vio seketika berhenti, ia menatap kearah siswi itu.

"Ehemmm, lo nyindir gue Hem!" Celetuk Vio.

"Ya bagus deh kalo lo merasa," tutur siswi itu dengan muka sombongnya.

"Hei...Hei... Liat dulu dong body lo kek pohon beringin aja belagu, liat body gue kek gitar spanyol, siapa coba nggak akan nempelin gue," ucap Vio dengan sombong.

"Lo bilang apa? nempelin elo, hahaha cih buta kali tuh orang."

"Wah nantangin nih orang," gumam Nissa.

Vio tersenyum miring, ia menatap kesegala arah, matanya berhenti pada siswa berperawakan tinggi, hidung mancung, alis tebal serta bibir tipis, dia adalah Julio kapten basket.

"Julio," panggil Vio, Julio yang sedang menatap ponselnya lalu beralih menatap mereka, ia menaikkan sebelah alisnya.

"Mau ngga jadi selingkuhan gue," mereka yang mendengarnya sontak melotot dan kaget, termasuk Julio. Alva dan teman-temannya pun yang sedari tadi menatap kearah Vio, juga ikut melotot tak percaya.

"Hah, lo kan tunangannya Alva," seantero sekolah tau jika Vio adalah tunangan Alva.

"Cih, nggak guna coy, entar juga hubungan gue berakhir sama dia," tugas Vio, lagi-lagi membuat mereka terkejut.

"Pada dasarnya elo emang ganjen," sahut salah satu siswi.

Vio tersenyum smirik, ia beralih menatap Alva, Denia, dan teman-temannya diujung sana. "Oh ya, lebih ganjen mana cewek, yang udah tau kalo Alva udah punya tunangan tapi masih di deketin juga, ganjen mana yang selalu bergelayut manja sama Alva kayak anak monyet, dan lebih ganjen mana, udah tau punya tunangan tapi masih deketin cewek lain Hem," Vio berbalik menatap siswi tadi. Mereka terdiam seribu bahasa, mereka memang tau hubungan segitiga ini.

"Jelas lah dia milih gue, lo tunangan sama Alva hanya sebatas rasa kasian," kini mereka menoleh ke asal suara, disana ada Denia yang berjalan kearah Vio.

"Lo tau kenapa Alva mau tunangan sama lo, karna buat ngebalas kebaikan nyokap lo, Alva nggak suka sama lo, seharusnya lo sadar diri, dengan lo berubah kayak gini emang Alva mau sama lu? Enggak? Gue kasian sama lo, kalo lo putusin pertunangan lo sama Alva, gue yakin lo jadi gembel, kan lo ngga punya orang tua, lo cuma anak haram, upsss," ucapan Denia membuat Vio benar-benar murka, bukan karna Alva tetapi karna Denia sudah berani mengejek dirinya tak mempunyai orang tua, itu adalah konten sensitif untuknya.

"Nggak sopan lo," geram Kia.

Plakkkk....

Mereka dibuat kaget ketika Vio menampar pipi Denia. "Jangan bawa-bawa orang tua gue, lo kira gue suka sama Alva hah? Lo itu cuma orang ketiga jadi jangan bangga, lo nggak tau apa-apa tentang keluarga gue, sebaiknya lu jaga omongan lo."

Vio kemudian membisikan sesuatu ditelinga Denia. "Lo bahkan sama kayak nyokap lo, perebut suami orang, mau gue sebarin kelakuan nyokap lo ya? dan gara-gara nyokap lo, seseorang telah kehilangan nyawanya, benar begitu?" Vio membuat Denia membeku, tidak ada yang tau tentang keluarganya, tapi dari mana gadis itu tau.

Vio menjauhkan dirinya dari Denia. "Dan yah. Kalo lu mau ngambil Alva, ambil aja gue kasih secara cuma-cuma tanpa dipungut biaya, lagian gantengan gebetan gue dari pada dia, dan lo," Vio menatap Denia dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Ah, emang yah! yang modelan rambut warna ungu macam lo itu pelakor, mata gue katarak entar kalo kelamaan ngeliat kecantikan lo kayak boneka Anabel," mereka yang mendengarnya malah terkekeh, Denia memang mewarnai rambutnya berwarna ungu.

"Rendahan banget selera Alva miris, dahlah kuy kita ke kantin," Vio melewati Denia, disusul oleh teman-temannya sekelasnya.

"Tolong akhlaknya dijaga ya Bun," tutur Delia saat melewati Denia.

Ferry berjalan seraya menatap dingin kearah Denia. "Gangguin Vio lagi, gue pastiin lo tinggal nama," tutur Ferry, Denia menelan salivanya, semua tau bahwa Ferry adalah orang yang tak pernah main-main dengan ucapannya, dia adalah siswa yang dingin dan tidak suka diganggu, namun kali ini Ferry yang akan maju jika temannya dibuat seperti ini.

Semua terdiam sesaat, sebelum suara Alva membubarkan mereka. "BUBAR SEMUA."

Alva dan teman-temannya mendekati Denia. "Lo malu-maluin tau nggak," Alva geram pada Denia, apa yang gadis ini lakukan.

"Lah kok nyalahin aku," Denia tak terima jika dia yang disalahkan, tanpa merespon ucapan Denia, Alva pergi dari sana.

"Lo keterlaluan," kata Putra dengan sengit, mereka menyusul Alva, Denia yang melihat itu lantas mengepalkan tangannya.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now