Pantai

57.6K 6.3K 21
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Kini mereka berada dimeja makan, Vio merasa cangung, pasalnya ia tidak nyaman pada orang yang baru dikenalnya, ini tidak berlaku untuk para cowok-cowok.

"Makanlah," ucap papa Rezan, Vio mengangguk dan mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya, demi alekk dia sungguh ingin pergi dari sini.

"Dimana kamu tinggal nak?" Tanya mama Rezan.

Vio mendongak menatap wanita paruh baya itu. "Emm, anu nggak tau," jawab Vio dengan ragu.

Mereka semua mengenyit heran. "Kamu nggak punya rumah?" Tanya papa Rezan, Vio tersenyum masam lalu menggeleng.

"Orang tua kamu dimana?" Pertanyaan itu membuat raut wajah Vio menjadi datar, sungguh ia sensitif jika menyangkut kedua orang tuanya, yaa walaupun dia bukanlah Vio yang sebenarnya tapi hidupnya dulu bernasip sama dengan gadis itu tak mempunyai orang tua.

"Maaf om, kedua orang tua saya sudah meninggal," jawab Vio, mereka terkejut merasa bersalah telah menanyakan itu.

"Bukannya lo tunangannya cowok yang itu yaa?" Tanya Radit, semua menoleh kearahnya.

Vio memutar kedua bola matanya dengan malas, mengapa laki-laki ini menanyakan hal yang tidak penting. "Bukan."

"Laah ko_"

Tokk..
Tokk....

Mereka yang berada didalam menoleh keruang tamu. "Siapa bang?" Tanya mamanya pada Rezan.

"Nggak tau ma," balas Rezan.

"Biar Radit aja yang buka," Radit kemudian berjalan menuju ruang tamu.

Ceklekk...

Ia membuka pintu. "Ngapain lo pada pagi-pagi dimari?" Tanya Radit saat mihat teman-temannya berada di depan pintu.

"Udah jam 8 dodol, ngepantai yok," tutur Dion.

"Radit itu siapa?" Tanya mama Radit dari dalam sana, wanitu mendekat kearah mereka.

"Eh kalian, kenapa nggak bawa masuk temenmu Radit," ucap mamanya.

"Ck, masuk," teman-temannya sungguh mengganggu saja, mereka kemudian duduk disofa ruang keluarga.

"Kalian sudah sarapan?" Tanya mama Radit.

"Sudah Tante," jawab mereka serempak.

"Ya sudah Tante tinggal dulu ya," mama Radit kemudian kembali keruang makan.

"Ganggu aja lo semua hadeh," ucap Radit kesal.

"Pantai ngab, jangan dirumah mulu kayak anak perawan," sahut Fandi, Radit membuang tatapan tajam pada Fandi.

"Lama-lama ku colok mata kau," lanjut Fandi.

"Lagian lo semua kalo mau ke pantai ya jam berapa kek, ini mah kepagian."

"Mau lo ke pantai jam 12 malam ha, mau bertapa lo dipantai?"

"Ya nggak gitu konsepnya ngab, hadeuh."

Dari arah dapur Vio berjalan keruang tengah ia sama sekali belum menyadari ada mereka disana.

"Lah itu kan cewek lo Zo," ucap Edo saat melihat Vio saat akan menaiki tangga.

Mereka semua berbalik kearah Vio, Kenzo menatap Vio dengan tatapan bertanya-tanya mengapa Vio berada disini?

"Bontot," panggilan itu membuat Vio berbalik, lagi-lagi matanya membola saat melihat mereka.

"Lah pacar-pacar gue ngapa disini," gumam Vio, ia kemudian mengurungkan langkahnya dan malah berjalan mendekat kearah mereka. Tanpa permisi ia duduk disamping Edo.

"Ngapain lo pada disini?" Tanya Vio.

"Definisi orang gebleng emang gini, menurut lo kita disini karena kenapa," ujar Dion.

"Ah iya lo temennya yayang Radit."

"Yiyig Ririt, tadi aja didepan mama gue lo nggak ngomong gitu," celetuk Radit.

"Kan jaga image oon, harus sopan sama yang punya rumah," jelas Vio.

"Pacar lo noh," Dion melirik kerah Kenzo yang sedang menatap Vio.

"Ck, temen lo ngajak pacaran kek lagi minum baigon," celetuk Vio.

"Nggak ada romantisnya yak, mending sama gue Vi," perkataan Dion mendapat jitakan dari Fandi.

"Nggak liat lo pawangnya kek gitu," mereka menoleh kearah Kenzo yang sedang menatap Dion tajam.

"Ya elah canda gue," kata Dion.

"Pliss deh kalo mau nembak yang estetik gitu, misalnya kayak gini," Vio sedang akan memperagakan bagaimana cara Kenzo menembaknya, mereka menatap Vio dengan serius.

"Vi, sebenernya gue suka sama lo, gue sayang sama lo, gue cinta sama lo, mau nggak jadi pacar gue, nah gituu," ucap Vio.

"Gue nggak suka bertele-tele, lagian kayak gitu lebay amat," sahut Kenzo.

"Lo lah nggak romantis," tutur Radit.

"Ck," Kenzo berdecak.

"Mau nggak jadi pacar gue," tuturnya spontan, semua yang berada disitu mengaga.

"Lo kayak mau ngajakin maen odong-odong," sembur Radit.

"Kagak mau nerima gue, kalo nembaknya kek gitu," ketus Vio.

"Nah gue suka gaya lo, jual mahal Vi biar estetik," kata Fandi.

Kenzo mempelototi mereka, dia saja baru sekali pacaran mana bisa romantis.

"Lagian nih ya elo nembak kayak nggak ada serius-seriusnya, gue sebagai cewek tuh pengen cowok yang serius, karna bagi gue perasaan bukan maen-maen," jelasnya entah mengapa ia bijak sekarang padahal dulu ia seorang playgirl, apa dia sekarang insaf.

"Nanti aja gue nembak," ketus Kenzo.

"Keburu ketikung lo!" seru Edo.

"Awokwkw, pas ketikung entar nangess," kekeh Dion, Kenzo menatap malas kearah teman-temannya.

"Eh ini bakalan jadi nggak sih ke pantai?" Tanya Dion.

"Ya jadilah, gue siap-siap dulu," Radit kemudian berdiri dan berjalan menaiki tangga, yang lain menatap kearah Vio.

"Ngapain ngeliatin gue."

"Mau ikut ngepantai enggak?" Tanya Edo.

Vio berfikir sejenak. "Boleh dah," mungkin refreshing sedikit bisa mengurangi beban hidupnya, entah setelah ini apa yang ia harus lalukan.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now