Berpisah

35K 3.8K 48
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Hampir seminggu Feli berada dirumah sakit, dan kini adalah hari dimana ia akan pulang kerumah, tidak! Lebih tepatnya ia akan pulang ke mansion peninggalan grandmanya. Tidak hanya itu kedua orang tuanya juga pindah ke mansion.

"Udah kan, nggak ada yang ketinggalan?" Tanya Zen pada Feli yang sudah duduk disamping kursi kemudi.

"Udah," jawab Feli, Zen kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan area rumah sakit. Sebenarnya keluarga Feli yang akan menjemputnya namun Zen bersikeras agar dirinya saja yang menjemput sahabat sekaligus kekasihnya itu.

"Zen, kan bentar lagi lo ujian kan? Nah lo mau lanjut dimana?" Tanya Feli tanpa menatap Zen.

"Make aku-kamu aja Fel."

"Nggak ih, udah nyaman kayak gini," ujar Feli.

Zen menghela nafas. "Seterah lo dah," celetuknya.

"Jawab ngapa dah," kesal Feli, pasalanya Zen belum menjawab pertanyaannya.

"Gue mau nanya, apa lo bisa nungguin gue 4 tahun? Kalo gue ngelanjutin studi gue ke luar negeri?" Tanya Zen, sejujurnya ia bimbang, papanya berharap ia melanjutkan studinya di New York, di satu sisi dia tak ingin meninggalkan Feli disini.

Tak ada sahutan dari bibir Feli, Zen mulai merasa cemas sekarang.

"Gue bakalan nungguin lo," Feli menoleh kearah Zen.

Zen menepikan mobilnya dibahu jalan, ia lalu duduk berhadapan dengan Feli. "Lo yakin?" Tanya Zen, ia menatap manik mata Feli.

Feli tersenyum manis. "Gue yakin, buat pendidikan lo, gue nggak bisa nahan lo atau ngelarang lo buat ngelanjutin studi lo dimana, gue malah ngedukung lo buat ngejar apa yang lo impikan, gue bakalan nungguin lo disini, dan disini juga gue bakalan sekolah dengan baik dan bener, biar kita 11-12 hehehe," kekeh Feli.

Zen langsung memegang tangan Feli dan.

Cupp...

Zen mengecup punggung tangannya, ia kemudian menatap kearah gadis itu. "Gue bersyukur punya sahabat sekaligus calon seperti lo," ucap Zen.

"Ck, apaan sih," Feli melepaskan tangan Zen dari wajahnya, ia lalu memalingkan wajahnya.

"Cieee pipinya merah kek cabe-cabean," Feli yang sempat tersenyum tadi lalu berbalik menatap Zen.

Plakk...

Feli memukul kening Zen, hingga orangnya meringis. "Shhh kenapa dipukul sih," kesal Zen.

"Sekali lagi ngomong cabe-cabean, gue ulek lo jadi cabe beneran, udah deh ngapain masih disini sih, ayok pulang," Zen menatap Feli dengan jengah, mengapa gadis ini marah.

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now