Suka!

37.6K 4.5K 75
                                    

🎶Jangan Rubah Tadirku (Andmesh_Kamaleng)

🎶Jangan Rubah Tadirku (Andmesh_Kamaleng)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

"Ayok pacaran," mereka menoleh, disana ada Vio a.k.a Feli yang sedang berdiri tak jauh dari mereka.

Zen menelan salivanya dengan susah payah, bagaimana gadis itu bisa disana, apa dia mendengar semuanya.

"Se... Sejak kapan lo disana?" Tanya Zen dengan gugup, Vio a.k.a Feli tersenyum geli, ia melangkah mendekat kearah mereka dan duduk ditempat yang tadi.

"Sejak Defran nanya, lo nggak ada niatan nembak gue apa," jelas Vio.

"F... Fel...."

"Lah emang kenapa,? kalo lo ada perasaan sama gue," ujarnya dengan santai.

"Tenang aja Fel, gue bakalan lupain per_"

"Ayo pacaran."

"Hah," Defran dan Zen menatap Feli dengan tatapan bertanya-tanya.

"Hah hoh hah hoh, ayok pacaran," ucapnya lagi.

"Jangan ngadi-ngadi deh lo," tutur Zen, mungkin saja Feli mempermainkannya.

"Gue serius."

"Jangan sembarangan deh lo Fel, lagian kan lo sama Kenzo," Defran hanya menyimak dua manusia didepannya itu.

"Gue nggak ada apa-apa sama Kenzo, lagian ya Kenzo kayaknya udah yakin, kalo gue balik ke raga gue, dia bakalan tetap bertahan sama Vio, walaupun itu bukan jiwa gue lagi."

"Maksudnya?" Tanya Zen.

"Loading nih orang, nanti lo tau sendiri, karna gue udah tau perasaan elo, jadi ayo pacaran," lagi dan lagi Defran dan Zen menatap kearahnya dengan melongo.

"Ahahaha bercanda lo nggak lucu," Zen tertawa garing.

"Gue serius untuk kali ini," Zen langsung terdiam, ia menatap serius kearah Vio.

"Gue nggak bisa," ucap Zen.

Defran menaikan sebelah alisnya, hei bukankah itu adalah hal yang paling langka, di ajak pacaran oleh perempuan.

Vio menatap lekat kearah Zen. "Gue nggak bisa kalo lo masih di raga gadis ini, gue mau hubungan kita jalan kalo lo udah balik ke raga lo yang sebenarnya, gue mau ngejalinin ini dengan lo sebagai Felicia yang asli bukan Vio, makanya saat ini gue lagi berusaha buat lo balik ke raga asli lo," jelas Zen, ia hanya mau raga Feli, jiwa Feli yang sebenarnya, bukan raga Vio.

Vio dan Defran menggangguk paham. "Jadi pacarannya ditunda dulu nih," goda Defran.

"Ada ya? yang begitu," ucap Vio.

"Hahaha, ya ada lah, tuh si Zen," tawa Defran, ia merasa lucu dengan perjalan cinta mereka.

"Emang lo mau sama gue?" Tanya Zen pada Vio a.k.a Feli.

"Ya mau lah, siapa coba yang nggak mau sama cowok ganteng, tajir, punya perusahaan sendiri, dan wakil Welfon," jelas Feli.

"Gue juga tajir, CEO muda, mau nggak sama gue," seru Defran, Zen melayangkan tatapan tajam kearahnya.

"Weh sante cuma ngetes doang," kekeh Defran.

Zen beralih kearah Vio. "Lo suka gue cuma karna itu," Zen menatap Vio dengan tatapan tak percaya.

"Ya enggak lah," bantah Vio.

"Trus."

"Belom tepat waktunya, gue bilang," ucap Vio, ini belum saatnya.

Defran menatap malas kearah mereka. "Gini ya kalo orang ketauan suka sama suka, pasti ada gugupnya, cangungnya, ini gue liat kayak biasa aja, nggak ada apa-apanya."

"Lah emang gue harus apa, gue harus bilang waow gitu sambil ngedorong lo dari lantai tujuh," tutur Vio.

Defran melemparkan bantal kearah Vio. "Buset bener nih cewek."

"Nggak usah canggung orang tiap hari sama-sama, udah tau sifat asli juga, tinggal perasaannya aja yang dibales," Zen semakin yakin terhadap Vio a.k.a Feli.

"Nah kan orang kalo udah dari sono-nya nggak punya rasa emang gini, gugup kek, malu-malu babi kek," celetuk Defran.

Plakkk....

"Iye babinya malu, punya orang tua kek elo."

"Hobi bener lo mukul gue," ujar Defran pada Vio, ia mengusap lengannya.

"Nggak perlu malu lagi, ya nggak Zen," Vio mengedipkan matanya sebelah pada Zen.

Zen menaikkan sebelah bibirnya. "Ngapa lo kedip-kedip kek orang stroke," perkataan Zen membuat Defran tertawa.

"Hahaha gue nggak tau lagi deh kalo lo berdua beneran jadian," tawa Defran.

"Heh bisa-bisanya lo bilangin cemceman lo stroke," kesal Vio.

"Lagian lo maen kedip-kedip mata, kalo kelilipan sini gue colok matanya!" Seru Zen.

"Baguss, entar gue sama Zaki aja," perkataan Vio membuat Zen menatapnya dengan tajam.

"Berani lu," tantang Zen pada Vio.

"Ya iyalah, kalo bisa banyak kenapa harus satu."

"Liatkan kelakuan temen lo Def, diluar sana banyak cadangan dia, jadi takut gue pas pacaran di seratusin," celetuk Zen sembari melipat kedua tangannya didepan dada.

"Sejak kapan lo jadi pucekgirl," tutur Defran, ia beralih menatap Vio

"Sejak nct konser di Konoha," jawab Vio dengan asal.

"Jadi nggak yakin gue sama lo Fel."

"Canda ya elah, dihati gue cuma ada elo kok," Zen menatap Vio datar.

"Gue kali ini mau ngomong serius, plis Fel kalo lo ada perasaan yang sama tolong bilang, kalo nggak ada gue bakalan hapus perasaan gue, karna gue nggak mau cuma karna ini persahabatan kita ancur," kali ini Zen berbicara lebih serius lagi.

Vio tersenyum. "Gue ngerti, kalo lo mau tau jawabannya, tunggu gue balik ke raga gue."

"Gue harap lo ngga ngecewain gue," harap Zen.

"Gue pastiin kali ini enggak."

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now