Ngakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur.
Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pikri.
Bagaimana jadinya jika Felicia si gadis galak dan bar-bar bertransmigrasi kedalam tubuh seorang gadis bernama Tiana.
Mampukah gadis itu...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||
Dor... Dorrr... Dorrr.... Dorrr......
Suara tembakan itu menggema diarea markas, mereka saling menyerang, tak ingin kalah Kenzo dan yang lainnya menembaki satu persatu bawahan Anton.
"Matek lo," seru Reinan saat melayangkan timah panas pada musuh mereka.
Dor.. Dorrr...
"Ini buat lo yang nyerang markas," Ibra menembak tepat dikepala bawahan Anton.
Dorr....
"Aku akan membunuh kalian semua bocah," teriak Anton papa Algan.
Dorr... Dorrr....
Ia menembak kearah Kenzo dkk, namun dengan lihai dan sigap mereka menghindar dari serangan itu.
Dor... Dorr....
Satu persatu bawahan Anton terkapar akibat serangan yang dilayangkan oleh mereka, tak hayal juga sebagian anggota Zelzon dan yang lainnya terkena tembakan namun hanya di bagian lengan dan bahu, mereka cukup gesit untuk menghindari tembakan.
Anton melihat situasi ini, mengeram marah, shitt bawahannya tinggal sedikit, apa dia harus mundur dulu.
Drtt.... Drttt....
Ponsel Anton berdering, disela tembakannya, ia kemudian merogoh ponselnya yang berada didalam saku jasnya.
"Halo bos, nyonya dan tuan muda kabur, ada yang membantu mereka," perkataan bodyguardnya disebrang sana membuatnya kembali meledak.
Dorr...
Suara tembakan dari sebrang sana membuat Anton semakin ingin meledak sekarang.
Dorr....
Anton melotot hampir saja timah panas mengenai betisnya, untung saja ia masih fokus dengan pertarungan ini.
"SIAL, MUNDUR," teriaknya, bagaimana ini mengapa dia yang merasa terpojok sekarang, Anton menarik mundur para bawahannya, ini diluar pemikirannya.
"AKU AKAN KEMBALI DAN BENAR-BENAR AKAN MENGHANCURKAN KALIAN," teriak Anton, mereka yang melihat itu sesaat terdiam dan tak lama kemudian tertawa.
