5. Nebeng

97.9K 10.2K 111
                                    

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Malam berganti pagi, kini Vio sedang bersiap-siap untuk ke sekolah, hari ini dia akan menggemparkan sekolahnya, lihat saja nanti.

"Aku datang boy," gumam Vio sembari menatap cermin dihadapannya, ia mengambil tasnya lalu keluar dari dalam kamar.

Saat akan menuruni tangga, ia berpas-pasan dengan Alva yang baru keluar dari kamarnya. Alva menatap datar kearah Vio, ia menatap gadis itu dari ujung kaki sampai rambut.

"Ngapain lo make baju gitu hah!" marah Alva, ketika melihat seragam yang dikenakan Vio, rok diatas lutut, lengan seragam digulung, ditambah lagi Vio memakai bedak tipis, dan jangan lupakan liblam yang menempel dibibirnya.

"Lah kenapa suka-suka eike dong," Vio mengibaskan rambut panjangnya, rambut yang dulu sering ia kepang dua, kini dibiarkan terurai dengan indah. Alva yang melihat penampilan Vio sekarang menjadi terpesona, namun gengsi untuk mengatakannya.

"Ganti ngga!" ucap Alva dengan dingin.

"Apaan sih, gue ngga mau," tanpa memperdulikan Alva, Vio kemudian beranjak menuruni tangga, namun baru dua langkah, tangannya langsung ditarik.

"Lepasin Va," Vio memberontak saat Alva menyeretnya masuk ke kamarnya sendiri.

"Ganti baju lo sekarang, pakai baju lo yang dulu, gue tunggu diluar," Vio mengerucutkan bibirnya, ia menatap kepergian Alva dengan kesal, ada apa dengan bocah itu, Alva sendiri tidak tau mengapa ia marah saat melihat Vio memakai pakaian seperti itu, ia lebih suka Vio memakai baju yang kebesaran yang tak mempertontonkan lekuk tubuhnya.

Didalam kamar Vio sedang mencari cara agar Alva tidak memaksanya lagi memakai pakaian cupu, hellow dia seorang most wanted girl harus make kayak gitu dih idih nggak suka gelayy.

Vio menatap kearah balkon. "Nah gue punya ide," Vio berjalan mendekat kebalkon kamarnya, ia menatap kebawah.

"Nah gue suka nih yang kayak gini," tanpa pemanasan Vio meloncat kebawah.

Brukkk....

Suara itu terdengar sampai didalam rumah, Alva mengenyit saat ia mendengar sesuatu dari dalam kamar Vio.

"Lu udah belom?" Tanya Alva yang sedari tadi berada didepan pintu. Ia terdiam sejenak ketika tak ada jawaban dari dalam.

"Woi udah belom?" lagi dan lagi tak ada jawaban dari dalam sana, karena geram Alva kemudian masuk ke dalam kamar, ia menatap kesegala arah, namun sayang disana tidak ada Vio.

"Aduhh encok dah gue," suara itu membuat Alva mendekat kebalkon. Ia menatap kebawah disana ada Vio yang sedang memegang pinggangnya.

"Ngapain lu disitu hah!" suara itu membuat Vio terkejut.

"Eh odading mang oleh," latahnya. Vio menengok ke atas.

"Etdah busyett, gue duluan dadah my tunangan goblog," setelah mengatakan itu Vio kemudian berlari kearah pintu gerbang rumah laki-laki itu, Alva yang melihat Vio melarikan diri, sontak melotot apa-apaan anak itu.

"Berhenti nggak lo," teriak Alva saat melihat Vio berlari. Tanpa mendengarkan teriakan Alva, Vio malah semakin berlari.

"Dasar kurang asem," Alva berlari keluar kamar.

Vio sendiri keluar dari pekarangan rumah, ia menatap kekiri dan kekanan, mengapa tak ada satupun motor yang lewat, tak lama kemudian ia melihat sebuah motor sport melaju, dengan nekat Vio berdiri ditengah jalan.

Cittttt......

Pengendara motor itu langsung berhenti secara tiba-tiba tepat didepan Vio.

"Woi gila lo, kalo mau mati jangan libatin gue dong," geram pengendara motor itu, tanpa melepas helemnya.

"Duh bacot, nebeng ya," Vio menatap laki-laki dihadapnnya dengan mata dikedipkan dua kali.

"Udah nyari mati, ngegas lagi, ngapa mata lo kelilipan heh," dumel laki-laki itu, ia tak habis pikir dengan gadis dihadapannya itu.

"Nebeng plisss."

"Vio," teriakan itu mengalihkan pandangannya. Duh gawat jika dia bertemu Alva, yah setidaknya dia tidak bertemu Alva disini.

"Ada macan ngamuk, nebeng yak gue mau ke sekolah entar telat plisss, entar gue beliin elo permen karet," bujuk Vio. Laki-laki itu memandang Vio jengah, apa-apaan bocah ini.

"Kelamaan lo juminten," celetuk Vio dan tanpa permisi ia mengambil helm yang berada dimotor laki-laki itu, Vio memakainya sendiri.

"Gue nebeng ya," Vio kemudian berlari kebelakang, merasa motornya masih ringan laki-laki itu kemudian berbalik.

"Woi kampret, ngapain lo terus oon," teriaknya ketika melihat Vio malah berlari dengan helm yang sudah terpasang dikepalanya. Vio yang merasa aneh kemudian berbalik menatap laki-laki itu.

"Lah ngapain gue lari."

"Vio," lagi-lagi teriakan itu membuatnya terkejut. Tanpa basa-basi ia kembali berlari mendekat pada laki-laki itu dan langsung naik ke atas motornya.

"Lo cantik-cantik bego ya," dumel laki-laki itu.

"Udah bacot bener lo, cepetan," hei lihatlah siapa yang punya motor, siapa yang marah-marah.

Laki-laki itu melepas jaketnya, dan memberikannya pada Vio. "Ngapain ngasih gue jaket."

"Jangan geer, noh rok lo kependekan, sekalian nggak usah make rok," celetuk laki-laki itu, bisa-bisanya gadis ini memakai rok sebegitu pendeknya.

"Dahlah cepetan woi, gue telat entar," kata Vio. Laki-laki itu memutar bola matanya dengan malas, ia kemudian melajukan motornya secara tiba-tiba membuat Vio hampir terjungkal kebelakang.

"Heh Munaroh, lo kalo bawa motor pelan-pelan dong, nggak liat yang lo bawa princess mermeid," dumel Vio. Entah mengapa gadis itu sangat cerewet.

"Ye diajak ngomong malah diem, bisu beneran gue ketawain," laki-laki itu mengumpat dalam hati, ingin sekali membuang gadis cantik ini di got.

Sedangkan Alva menatap kepergian Vio dan laki-laki itu. "Awas lo ya," Alva kemudian berbalik kembali kerumahnya, lihat saja ia akan memberikan hukuman pada Vio berani-beraninya gadis itu.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓Where stories live. Discover now